Manfaatkan Momentum HUT RI, Dinkes Kotim Gelar Layanan Cek Kesehatan Gratis untuk Warga
Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur (Dinkes Kotim) memanfaatkan momentum HUT RI dengan menggelar layanan Cek Kesehatan Gratis, mengungkap tren kesehatan warga dan komitmen terhadap akses kesehatan.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, secara proaktif memanfaatkan momentum upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Mereka membuka stan layanan Cek Kesehatan Gratis (CKG) sebagai bagian dari upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Inisiatif ini merupakan kelanjutan dari program serupa yang telah berjalan sejak minggu pertama Agustus di beberapa lokasi strategis.
Kegiatan CKG ini tidak hanya dilaksanakan secara mandiri, melainkan juga melibatkan kolaborasi erat dengan Puskesmas Baamang 2. Total dua belas tenaga kesehatan, terdiri dari tujuh orang dari puskesmas dan lima dari Dinkes Kotim, dikerahkan untuk melayani masyarakat. Kolaborasi ini bertujuan untuk memastikan layanan yang komprehensif dan efisien bagi setiap warga yang datang.
Program CKG yang digalakkan oleh Dinkes Kotim ini sejalan dengan visi dan misi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia. Kemenkes secara konsisten menggalakkan Cek Kesehatan Gratis guna memberikan akses layanan kesehatan yang lebih luas dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. Komitmen ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah turut aktif dalam mendukung program kesehatan nasional.
Inisiatif Kesehatan Berkelanjutan Dinkes Kotim
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kotim, Nugroho Kuncoro Yudho, menjelaskan bahwa layanan CKG ini telah dilaksanakan di beberapa titik strategis. Sebelum di lokasi upacara HUT RI, kegiatan serupa sukses diselenggarakan di Taman Kota Sampit dan juga di Mal Pelayanan Publik (MPP) Habaring Hurung. Hal ini menunjukkan upaya Dinkes Kotim untuk menjangkau berbagai segmen masyarakat.
Komitmen Dinkes Kotim terhadap kesehatan masyarakat tidak berhenti sampai di sini. Nugroho menambahkan bahwa pihaknya telah menjadwalkan kembali layanan CKG pada acara besar mendatang, yaitu Sampit Expo. Kegiatan tersebut akan berlangsung dari tanggal 23 hingga 29 Agustus, memberikan kesempatan lebih luas bagi warga untuk memeriksakan kesehatan mereka secara gratis.
Selain itu, Dinkes Kotim juga secara rutin membuka stan CKG setiap Minggu pagi di Taman Kota Sampit. Lokasi ini dipilih karena bertepatan dengan kegiatan Car Free Day (CFD) yang ramai dikunjungi masyarakat. Keberadaan layanan ini di CFD mempermudah warga untuk mengakses pemeriksaan kesehatan di tengah aktivitas akhir pekan mereka.
Potret Kesehatan Warga Kotim: Tantangan dan Temuan
Meskipun pemeriksaan idealnya mencakup seluruh aspek kesehatan, keterbatasan alat membuat CKG kali ini fokus pada beberapa indikator penting. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi tekanan darah, gula darah, lingkar perut, indeks massa tubuh (IMT), kesehatan mental, dan gejala tuberkulosis (TBC). Pemilihan indikator ini didasarkan pada prioritas kesehatan masyarakat dan ketersediaan sumber daya.
Berdasarkan beberapa kegiatan CKG yang telah dilaksanakan, Dinkes Kotim menemukan pola kesehatan yang cukup menarik di kalangan warga. Data menunjukkan bahwa cukup banyak warga Kotim yang mengalami indikasi gula darah tinggi dan tekanan darah tinggi. Temuan ini menjadi perhatian serius bagi pihak kesehatan setempat.
Sebaliknya, masalah kesehatan mental dan gejala TBC relatif rendah berdasarkan data yang terkumpul dari CKG. Nugroho Kuncoro Yudho menjelaskan bahwa indikasi gula darah tinggi dan tekanan darah tinggi sangat dipengaruhi oleh pola konsumsi masyarakat zaman sekarang. Kecenderungan mengonsumsi makanan cepat saji dan minuman manis menjadi salah satu faktor pemicu utama.
Nugroho lebih lanjut menyoroti perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan masyarakat modern. Dengan banyaknya kafe dan kemudahan akses terhadap makanan instan, konsumsi berbagai makanan tinggi gula menjadi tidak terkontrol. Kondisi ini secara langsung berkontribusi pada peningkatan kasus gula darah tinggi di kalangan warga Kotim, memerlukan edukasi dan intervensi lebih lanjut.