Mantan Deputi Gubernur BI Miranda Goeltom: Pariwisata Berbasis Budaya Kunci Peningkatan Ekonomi Nasional
Ekonom Miranda Goeltom dorong pengembangan pariwisata berbasis budaya di Indonesia, menyebutnya sebagai kunci peningkatan penghasilan masyarakat dan potensi besar yang belum tergarap.

Solok Selatan menjadi sorotan utama setelah ekonom terkemuka, Prof. Dr. Miranda Swaray Goeltom, menyerukan pentingnya pengembangan pariwisata berbasis budaya di Indonesia. Mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia ini menegaskan bahwa kekayaan budaya dan adat istiadat nusantara merupakan aset tak ternilai yang mampu mendongkrak perekonomian nasional secara signifikan.
Pernyataan tersebut disampaikan Miranda Goeltom saat berkunjung ke Kawasan Saribu Rumah Gadang (SRG) di Padang Aro, Solok Selatan, pada Sabtu, 16 Agustus. Kunjungan ini tidak hanya sekadar inspeksi, melainkan juga bagian dari upaya identifikasi potensi wisata yang dapat dioptimalkan untuk kesejahteraan masyarakat lokal. Ia didampingi oleh sekitar 80 wisatawan serta Arsitek Nasional, Yori Antar, yang turut mengamati langsung kearifan lokal di sana.
Inisiatif ini bertujuan untuk mengarahkan investasi dan program pemberdayaan langsung kepada masyarakat adat, memastikan bahwa pelestarian budaya tidak hanya menjadi objek tontonan. Sebaliknya, upaya ini diharapkan dapat menghasilkan manfaat ekonomi nyata bagi warga setempat, sekaligus menjaga integritas nilai-nilai luhur yang terkandung dalam warisan budaya Indonesia.
Potensi Ekonomi Pariwisata Berbasis Budaya
Miranda Goeltom menyoroti bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam pariwisata berbasis budaya yang belum sepenuhnya tergarap, bahkan jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Thailand. Meskipun Thailand memiliki populasi dan keragaman etnik yang lebih sedikit, sektor pariwisata mereka telah berkembang pesat. Ini menunjukkan bahwa dengan pengelolaan yang tepat, Indonesia dapat melampaui capaian tersebut dan meningkatkan penghasilan negara secara signifikan.
Sebagai contoh keberhasilan pengembangan wisata budaya, Miranda Goeltom menyebutkan Minangkabau. Di wilayah ini, masyarakatnya aktif terlibat dalam industri rumahan dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Produk-produk seperti songket berkualitas tinggi dan kuliner lezat tetap dijual dengan harga terjangkau, bahkan kepada wisatawan luar daerah, yang menunjukkan komitmen pada nilai-nilai lokal tanpa mengorbankan kualitas.
Pengembangan pariwisata yang berlandaskan budaya ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem ekonomi yang kuat di tingkat lokal. Dengan demikian, kearifan lokal tidak hanya menjadi daya tarik semata, melainkan juga modal utama dalam pemberdayaan ekonomi. Hal ini sejalan dengan visi untuk memastikan bahwa manfaat ekonomi dari pariwisata benar-benar dirasakan oleh komunitas yang menjaga dan melestarikan budaya tersebut.
Pemberdayaan Komunitas Lokal dan Pelestarian Adat
Dalam kunjungannya ke Saribu Rumah Gadang, Miranda Goeltom bersama Yori Antar mengidentifikasi tiga prioritas utama untuk pengembangan pariwisata yang berkelanjutan. Prioritas tersebut meliputi pelatihan pemandu lokal, pembinaan perajin agar produk mereka siap pasar, serta penyusunan tata kelola kunjungan yang menghormati nilai-nilai adat. Langkah-langkah ini krusial untuk mencegah pariwisata menjadi komoditas yang hanya menguntungkan pihak luar.
Yori Antar, Pembina Yayasan Uma Nusantara, menambahkan bahwa setiap menjelang 17 Agustus, yayasannya selalu mengadakan perjalanan cinta tanah air dengan meresmikan rumah adat. Pada tahun 2025, Solok Selatan dipilih karena adanya rumah gadang yang dibangun dengan bantuan Yayasan Tirto Utomo. Harapannya, rumah gadang ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga menambah nilai tradisi dan budaya, bahkan dapat diubah menjadi home stay.
Konsep home stay, menurut Yori, menawarkan pengalaman yang tidak bisa didapatkan di hotel bintang lima. Interaksi langsung antara tamu dan pemilik rumah menciptakan suasana berbagi cerita dan kuliner, memperkaya pengalaman wisatawan. Ini juga memungkinkan penyedia home stay dan pengunjung untuk berbagi rasa, membangun koneksi yang lebih dalam daripada sekadar transaksi komersial.
Kawasan Saribu Rumah Gadang sendiri memiliki nilai historis dan arsitektural yang sangat kuat, menjadikannya destinasi wisata budaya unggulan di Solok Selatan. Dengan pendekatan yang melibatkan komunitas lokal secara langsung, pariwisata di kawasan ini dapat berkembang secara organik. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pelestarian budaya dan adat istiadat berjalan seiring dengan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat yang menjadi penjaga warisan tersebut.