Manufaktur: Tulang Punggung Ekonomi Indonesia di 2024
Sektor manufaktur Indonesia konsisten menjadi penyumbang utama PDB dan pendorong utama perekonomian nasional sepanjang tahun 2024, ditandai dengan peningkatan ekspor, investasi, dan pertumbuhan ekonomi.
![Manufaktur: Tulang Punggung Ekonomi Indonesia di 2024](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/220035.162-manufaktur-tulang-punggung-ekonomi-indonesia-di-2024-1.jpeg)
Jakarta, 5 Februari 2025 - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan peran vital sektor manufaktur sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Kinerja sektor ini sepanjang tahun 2024 menunjukkan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini menjadi bukti nyata kekuatan manufaktur dalam mendorong kemajuan ekonomi Indonesia.
Kinerja Positif Manufaktur Indonesia di 2024
Industri manufaktur menorehkan prestasi membanggakan di tahun 2024. Nilai ekspor industri pengolahan nonmigas mencapai US$196,54 miliar, atau 74,25 persen dari total nilai ekspor nasional sebesar US$264,70 miliar. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 5,33 persen dibandingkan tahun 2023, menunjukkan tren positif dan daya saing yang terus meningkat di pasar global.
Tidak hanya ekspor, investasi di sektor manufaktur juga mengalami pertumbuhan signifikan. Realisasi investasi mencapai Rp721,3 triliun, berkontribusi 42,1 persen terhadap total realisasi investasi nasional sebesar Rp1.714,2 triliun. Angka ini jauh melampaui realisasi tahun 2023 yang hanya Rp596,3 triliun, menandakan kepercayaan investor terhadap potensi sektor manufaktur Indonesia.
Pertumbuhan industri pengolahan nonmigas juga tercatat positif, mencapai 4,75 persen sepanjang tahun 2024. Angka ini berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,03 persen pada tahun yang sama. Hal ini menunjukkan sinergi positif antara sektor manufaktur dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Kebijakan Pemerintah Mendukung Sektor Manufaktur
Pemerintah, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, berkomitmen kuat untuk mendukung sektor manufaktur. Beberapa kebijakan pro-bisnis telah dikeluarkan, seperti perpanjangan program HGBT (insentif yang belum dijelaskan secara rinci dalam sumber berita) untuk industri. Langkah ini bertujuan untuk mendorong gairah usaha dan meningkatkan daya saing pelaku industri dalam negeri.
Selain itu, pemerintah juga tengah berupaya mencabut kebijakan relaksasi impor produk jadi. Pencabutan ini diharapkan dapat melindungi pasar domestik, meningkatkan daya saing produk lokal, dan mengoptimalkan penggunaan produk dalam negeri. Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif bagi industri manufaktur.
Optimisme Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Dengan berbagai kebijakan pendukung dan kinerja positif sektor manufaktur, pemerintah optimistis target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen dapat tercapai. Dukungan pemerintah yang berkelanjutan, dikombinasikan dengan daya saing dan inovasi pelaku industri, akan menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai target tersebut. Sektor manufaktur akan terus menjadi penggerak utama perekonomian Indonesia di masa mendatang.
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita menambahkan, "Melalui kebijakan dan stimulus yang dapat merangsang para pelaku industri kita untuk lebih bergeliat dalam menjalankan usahanya, kami pun optimistis bahwa target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen akan tercapai."