Industri Lokal Indonesia: Siap Bersaing di Pasar Global
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan kemampuan industri lokal Indonesia bersaing di pasar global ditopang berbagai pencapaian sektor industri dalam negeri, termasuk nilai tambah manufaktur yang mencapai US$255 miliar pada 2023.

Pemerintah memastikan bahwa industri lokal Indonesia mampu bersaing di pasar global. Hal ini dibuktikan dengan sejumlah pencapaian yang diraih oleh sektor industri dalam negeri. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan pernyataan tersebut dalam acara peluncuran Industrial Technology Pioneers 2025 di Jakarta, Rabu lalu. Pernyataan tersebut menekankan potensi dan daya saing Indonesia di kancah internasional.
Salah satu pencapaian industri Indonesia yang patut diapresiasi adalah nilai tambah manufaktur pada tahun 2023 yang mencapai US$255 miliar. Capaian ini menempatkan Indonesia sebagai negara manufaktur terbesar ke-12 di dunia. Angka ini menunjukkan pertumbuhan signifikan dan kontribusi besar sektor manufaktur terhadap perekonomian nasional.
Pertumbuhan ini tidak hanya terjadi pada tahun 2023. Sejak tahun 2022, kontribusi sektor manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional terus meningkat. Kenaikan ini menunjukkan tren positif dan daya tahan industri Indonesia terhadap tantangan ekonomi global.
Kinerja Positif Sektor Manufaktur Indonesia
Data menunjukkan bahwa pada tahun 2024, nilai ekspor industri pengolahan non-migas mencapai US$196,54 miliar. Angka ini merupakan 74,25 persen dari total nilai ekspor nasional sebesar US$264,70 miliar. Dominasi sektor ini dalam ekspor nasional menunjukkan peran pentingnya dalam perekonomian Indonesia.
Lebih lanjut, nilai ekspor industri manufaktur tahun lalu meningkat sebesar 5,33 persen dibandingkan tahun 2023. Peningkatan ini menunjukkan daya saing produk-produk Indonesia di pasar internasional dan kemampuannya untuk memenuhi permintaan global.
Realisasi investasi di industri pengolahan pada tahun 2024 juga tercatat sangat tinggi, mencapai Rp721,3 triliun. Angka ini mencapai 42,1 persen dari total realisasi investasi nasional sebesar Rp1.714,2 triliun. Investasi yang besar ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap prospek industri manufaktur Indonesia.
Kontribusi investasi manufaktur pada tahun 2024 juga merupakan yang tertinggi dibandingkan sektor lain, bahkan meningkat signifikan dibandingkan tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp596,3 triliun. Hal ini menunjukkan daya tarik industri manufaktur Indonesia bagi investor baik domestik maupun asing.
Pertumbuhan dan Inovasi Berkelanjutan
Industri pengolahan non-migas mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,75 persen pada tahun 2024, dengan pertumbuhan ekonomi kumulatif mencapai 5,03 persen. Pertumbuhan ini menunjukkan kinerja positif dan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Untuk memperkuat kontribusi industri dalam negeri, Kementerian Perindustrian akan menyelenggarakan Indonesia 4.0 Conference and Expo pada tanggal 24 dan 25 September 2025 di Jakarta. Acara tahunan yang telah diselenggarakan sejak tahun 2019 ini bertujuan untuk mempercepat transformasi digital dan Revolusi Industri di Indonesia.
Konferensi ini akan mempertemukan para pemangku kepentingan dari pemerintah, industri, dan lembaga keuangan, serta penyedia teknologi, akademisi, dan konsultan industri. Tujuannya adalah untuk mendorong kolaborasi dan inovasi dalam pengembangan industri Indonesia.
Dengan berbagai pencapaian dan inisiatif yang dilakukan, pemerintah optimis bahwa industri lokal Indonesia akan semakin mampu bersaing dan berkontribusi pada perekonomian nasional dan global. Ke depan, diharapkan akan lebih banyak lagi inovasi dan investasi yang masuk ke sektor ini, sehingga Indonesia dapat terus meningkatkan daya saingnya di pasar internasional.