PMI Manufaktur Indonesia Tertinggi di ASEAN: Sentuhan Strategis Pemerintah Dorong Pertumbuhan
PMI manufaktur Indonesia mencapai 53,6 poin di Februari 2025, tertinggi di ASEAN, didorong produktivitas dan kebijakan pemerintah yang strategis.

Jakarta, 3 Maret 2025 - Indonesia menorehkan prestasi membanggakan di sektor manufaktur. Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Februari 2025 mencapai angka 53,6 poin, meningkat 1,7 poin dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan ini menempatkan Indonesia di puncak PMI manufaktur se-ASEAN, melampaui negara-negara lain di kawasan tersebut dan bahkan beberapa negara maju, seperti yang diumumkan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Senin.
Prestasi ini diumumkan setelah lembaga internasional S&P Global merilis data PMI manufaktur global. Indonesia berhasil unggul atas negara-negara ASEAN lainnya, serta beberapa negara maju seperti Amerika Serikat (51,6 poin), Taiwan (51,5 poin), dan lainnya. Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan bahwa "Indonesia mencatatkan pertumbuhan yang tertinggi di tingkat ASEAN. Bahkan juga melampaui negara-negara manufaktur global yang saat ini masih mengalami fase kontraksi."
Pertumbuhan sektor manufaktur ini didorong oleh tingginya produktivitas dalam memenuhi kebutuhan pasar domestik. Hal ini menunjukkan kekuatan pasar dalam negeri sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, tantangan tetap ada, dan Menperin menekankan pentingnya perlindungan pasar dalam negeri dari gempuran impor melalui kebijakan safeguard dan lainnya.
Kebijakan Strategis Pemerintah sebagai Pengungkit Pertumbuhan
Pemerintah memainkan peran krusial dalam keberhasilan ini. Kebijakan tata kelola importasi yang tepat menjadi kunci dalam melindungi industri dalam negeri dan menciptakan iklim persaingan yang adil. Sebagai contoh, kesepakatan regulasi baru terkait pengendalian impor tekstil dan produk tekstil telah meningkatkan optimisme di kalangan pengusaha tekstil. "Kebijakan ini akan menciptakan fair play di pasar domestik terhadap barang-barang impor yang diduga melakukan praktik dumping," ujar Menperin Agus.
Selain itu, sejumlah perusahaan juga meningkatkan kapasitas produksi dan menambah jumlah tenaga kerja. Peningkatan jumlah tenaga kerja pada bulan Februari bahkan tercatat sebagai yang tercepat dalam sejarah survei PMI manufaktur. Hal ini menunjukkan dampak positif kebijakan pemerintah terhadap penyerapan tenaga kerja.
Pemerintah juga memberikan apresiasi terhadap keberlanjutan kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) untuk industri, yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. "Kami juga mengapresiasi kepada Bapak Menteri ESDM Bahlil Lahadalia atas diterbitkannya Keputusan Menteri ESDM Nomor 76K/2025 tentang Perpanjangan HGBT untuk tujuh sektor industri dan berlaku selama lima tahun ke depan," kata Menperin.
Prospek Positif dan Langkah Ke Depan
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita optimistis bahwa PMI manufaktur Indonesia akan tetap berada dalam fase ekspansi pada Maret 2025. Hal ini didorong oleh peningkatan produksi dan aktivitas pembelian selama bulan Ramadhan dan menjelang Lebaran. "Biasanya terjadi lonjakan konsumsi masyarakat pada bulan Ramadan dan Lebaran, terutama pada pembelian produk makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, serta alas kaki," jelasnya.
Pemerintah terus berupaya mendorong pertumbuhan sektor manufaktur melalui berbagai langkah strategis. Salah satunya adalah dukungan terhadap pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Danantara diharapkan dapat memacu proyek-proyek strategis berkelanjutan, termasuk pengembangan industri manufaktur, dengan fokus pada hilirisasi, transformasi digital, dan industri hijau.
Meskipun demikian, Menperin juga menyoroti perlunya revisi kebijakan relaksasi impor untuk tujuh subsektor industri sebagai langkah untuk meningkatkan PMI manufaktur Indonesia ke level yang lebih tinggi lagi. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk terus melakukan evaluasi dan penyesuaian kebijakan agar tetap optimal.
Secara keseluruhan, capaian PMI manufaktur Indonesia yang tertinggi di ASEAN pada Februari 2025 merupakan bukti nyata keberhasilan strategi pemerintah dalam mendorong pertumbuhan sektor manufaktur. Dengan langkah-langkah strategis dan kebijakan yang tepat, Indonesia berpotensi untuk terus memimpin di sektor manufaktur regional dan global.