MBG Tetap Berjalan Normal di Daerah Non-Puasa Ramadhan 2025
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tetap berjalan normal di daerah non-puasa selama Ramadhan 2025, dengan penyesuaian mekanisme pendistribusian makanan di daerah mayoritas muslim.

Jakarta, 3 Maret 2025 (ANTARA) - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, memastikan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tetap berjalan normal di wilayah-wilayah yang mayoritas penduduknya tidak menjalankan ibadah puasa Ramadhan 2025. Hal ini disampaikannya di Jakarta pada Senin, usai rapat koordinasi dengan Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan.
Penyesuaian mekanisme distribusi makanan akan diterapkan. Di daerah dengan mayoritas penduduk berpuasa, makanan akan dibawa pulang untuk berbuka puasa. Sedangkan di daerah yang mayoritas penduduknya tidak berpuasa, pelayanan MBG akan berlangsung seperti biasa. Keputusan ini diambil untuk memastikan semua penerima manfaat tetap mendapatkan makanan bergizi.
Anggaran yang digelontorkan untuk program MBG ini terbilang besar. Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, atau Zulhas, menyebutkan bahwa program ini menyerap anggaran hingga Rp2 triliun per bulan mulai Maret 2025. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat seiring dengan penambahan jumlah penerima manfaat yang ditargetkan mencapai 82,9 juta pada akhir tahun.
Penyesuaian MBG Selama Ramadhan di Berbagai Daerah
BGN telah mempertimbangkan kondisi daerah dalam pelaksanaan MBG selama Ramadhan. Di daerah dengan mayoritas muslim, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) disarankan untuk menyelenggarakan minimal satu kali buka puasa bersama. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan silaturahmi dan memastikan pendistribusian makanan berjalan lancar.
Untuk daerah dengan mayoritas penduduk berpuasa, BGN memastikan menu MBG untuk berbuka puasa anak sekolah terbuat dari bahan-bahan yang tahan lama. Makanan tersebut akan dibagikan saat pulang sekolah dan dibawa pulang untuk dikonsumsi saat berbuka. Sistem ini dirancang untuk mencegah pemborosan dan mengurangi sampah makanan.
"Kalau untuk yang puasa ya nanti makanannya yang tahan lama, dibagikan saat pulang sekolah, kemudian dibawa pulang, dimakan pada saat buka. Besoknya (saat sekolah), kantong dibawa lagi untuk ditukar dengan makanan baru, sehingga tidak menimbulkan sampah," jelas Dadan Hindayana.
Koordinasi Antar Kementerian dan Lembaga
Zulhas menekankan pentingnya koordinasi antar kementerian dan lembaga untuk memastikan ketersediaan bahan baku MBG. Hal ini penting mengingat besarnya anggaran dan jumlah penerima manfaat yang terus meningkat. Koordinasi yang baik akan menjamin kelancaran program dan terpenuhinya kebutuhan gizi anak-anak sekolah di seluruh Indonesia.
Program MBG merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan gizi anak-anak sekolah. Dengan adanya penyesuaian program selama Ramadhan, diharapkan program ini dapat tetap berjalan efektif dan mencapai tujuannya, yaitu memberikan asupan gizi yang cukup bagi seluruh penerima manfaat, tanpa memandang perbedaan latar belakang keagamaan.
Serapan anggaran yang besar menunjukkan komitmen pemerintah dalam program ini. Dengan adanya koordinasi yang baik dan mekanisme distribusi yang tepat, diharapkan MBG dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan dan perkembangan anak-anak Indonesia.