Megawati Ajak Generasi Muda Pegang Teguh Sejarah Bangsa: Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah!
Megawati Soekarnoputri mengajak generasi muda Indonesia untuk mempelajari sejarah bangsa agar tidak kehilangan jati diri dan mampu membangun masa depan yang lebih baik, mencontoh keteladanan Soekarno.

Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri, dalam sambutannya pada pementasan drama musikal Imam Al-Bukhari dan Soekarno di Gedung Kesenian Jakarta, Selasa (15/4), menekankan pentingnya generasi muda memahami sejarah bangsa. Pernyataan ini disampaikan sebagai bagian dari upaya mempererat hubungan budaya Indonesia dan Uzbekistan. Megawati mengajak seluruh generasi muda untuk mengingat pesan Bung Karno, "Jas Merah" atau "Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah", agar tidak tergelincir dan jatuh.
Megawati menjelaskan bahwa sejarah bukanlah sekadar catatan masa lalu, melainkan fondasi nilai dan jati diri bangsa. Ia mencontohkan keberanian Soekarno saat mengunjungi Uni Soviet pada tahun 1956. Meskipun menghadapi tekanan politik yang membatasi kebebasan beragama, Soekarno tetap bersikeras untuk berziarah ke makam Imam Bukhari, ulama besar perawi hadis Nabi Muhammad SAW.
Permintaan Soekarno untuk berziarah ke makam Imam Bukhari awalnya banyak ditentang. Namun, dengan keyakinan dan suara tegas, Soekarno tetap pada pendiriannya. Sikap tegas Soekarno ini menjadi bukti keberanian pribadi dan sekaligus membuka jalan bagi lahirnya kembali kesadaran akan warisan Islam di Asia Tengah. Kini, makam Imam Bukhari yang dulunya terbengkalai menjadi destinasi ziarah religi penting di Uzbekistan.
Keteladanan Soekarno dan Pentingnya Memahami Sejarah
Megawati mengutip pidato Soekarno pada Hari Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1966, yang mengingatkan bahwa jika suatu bangsa lupa akan sejarahnya, maka bangsa itu akan tergelincir dan jatuh. Hal ini menggarisbawahi betapa pentingnya memahami konteks sejarah untuk membangun masa depan yang lebih baik.
Menurut Megawati, perjalanan Soekarno ke makam Imam Bukhari bukan hanya menunjukkan keberanian pribadi, tetapi juga mencerminkan kepedulian terhadap warisan budaya dan keagamaan. Keberanian dan ketegasan Soekarno dalam menghadapi tekanan politik untuk tetap berziarah ke makam Imam Bukhari menjadi teladan bagi generasi muda.
Lebih lanjut, Megawati menambahkan bahwa jika Soekarno tidak berinisiatif mencari makam Imam Bukhari, mungkin tempat tersebut akan tetap terlupakan. Oleh karena itu, memahami sejarah sangat penting karena sejarah dapat menjadi cahaya penerang jalan menuju masa depan.
Ajakan untuk Generasi Muda
Megawati berharap generasi muda Indonesia lebih banyak membaca sejarah, termasuk karya dan warisan keilmuan Imam Bukhari. Hal ini penting agar generasi muda tidak tercerabut dari akar spiritual dan intelektual bangsa. Dengan memahami sejarah, generasi muda dapat mengambil pelajaran berharga dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan memahami sejarah, generasi muda diharapkan mampu meneladani kepemimpinan Soekarno yang berani dan tegas dalam memperjuangkan nilai-nilai luhur bangsa. Mereka juga diharapkan dapat mengambil hikmah dari kisah perjalanan Soekarno ke makam Imam Bukhari, tentang pentingnya mempertahankan jati diri dan nilai-nilai keagamaan di tengah tekanan politik.
Pesan Megawati ini sangat relevan dalam konteks Indonesia saat ini. Generasi muda perlu memahami sejarah untuk membangun masa depan yang lebih baik dan menghindari kesalahan di masa lalu. Dengan mempelajari sejarah, generasi muda dapat memiliki pondasi yang kuat untuk menghadapi tantangan masa depan.
Sebagai penutup, pentingnya mempelajari sejarah tidak hanya untuk mengingat masa lalu, tetapi juga untuk membangun masa depan yang lebih baik. Generasi muda harus meneladani para pahlawan bangsa dan mengambil hikmah dari sejarah untuk menciptakan Indonesia yang lebih maju dan sejahtera.