Megawati Dorong Perhatian Global pada Hak Anak di Vatikan
Megawati Soekarnoputri menekankan pentingnya World Leaders Summit on Children's Rights di Vatikan untuk memperkuat komitmen global dalam melindungi hak-hak anak di tengah berbagai tantangan global.
Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, optimistis KTT Pemimpin Dunia tentang Hak Anak di Vatikan akan meningkatkan perhatian internasional terhadap kesejahteraan anak. Pertemuan tersebut, yang berlangsung pada 3 Februari, diharapkan mampu memperkuat kerja sama global dalam melindungi anak-anak di seluruh dunia. Megawati menyampaikan keyakinan ini dalam keterangannya di Jakarta.
Menurut Megawati, KTT di Vatikan memiliki signifikansi historis karena Roma dikenal sebagai pusat nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan kepedulian terhadap kaum miskin. Nilai-nilai ini, menurutnya, sangat relevan dalam menghadapi berbagai tantangan zaman yang dihadapi anak-anak.
Anak-anak di seluruh dunia menghadapi berbagai kesulitan. Mereka seringkali kekurangan akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan yang memadai, serta hidup dalam rasa takut dan ketidakpastian. Situasi ini semakin diperparah oleh berbagai tantangan global.
Tantangan Global dan Dampaknya pada Anak
Indonesia, meskipun telah membuat kemajuan signifikan dalam perlindungan anak melalui konstitusi dan lembaga seperti Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) – yang dibentuk pada masa kepemimpinan Megawati – masih menghadapi berbagai kendala. Megawati menyoroti beberapa tantangan besar yang dihadapi anak-anak, termasuk krisis global yang diakibatkan oleh perubahan iklim, kerawanan pangan, ketidaksetaraan digital, konflik geopolitik, dan kesenjangan sosial ekonomi.
Perubahan iklim, khususnya, menimbulkan ancaman serius bagi kehidupan manusia dan bumi. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia sering menghadapi bencana ekologis yang berdampak buruk pada akses anak terhadap pendidikan, kesehatan, dan pangan. Kerusakan infrastruktur sekolah juga semakin memperparah situasi.
Kesenjangan Digital dan Perlindungan Anak
Megawati juga menyoroti kesenjangan digital sebagai bentuk penjajahan baru. Meskipun teknologi menawarkan peluang pendidikan, akses yang tidak merata memperbesar kesenjangan. Anak-anak miskin dan terpinggirkan menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dampak negatif ini.
Dalam pernyataannya, Megawati didampingi oleh putranya, Mohamad Rizki Pratama, putrinya sekaligus Ketua DPR RI, Puan Maharani, mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga, Dubes Indonesia untuk Tunisia Zuhairi Misrawi, dan Guru Besar Fakultas Hubungan Internasional Universitas St.Petersburg Connie Rahakundini Bakrie. Pertemuan di Vatikan sendiri dibuka langsung oleh Paus Fransiskus.
Kesimpulan
KTT Pemimpin Dunia tentang Hak Anak di Vatikan menjadi momentum penting untuk meningkatkan komitmen global dalam melindungi anak-anak. Berbagai tantangan global yang dihadapi anak-anak, mulai dari perubahan iklim hingga kesenjangan digital, memerlukan kolaborasi dan perhatian serius dari seluruh dunia.