Menag Imbau Pejabat Kemenag Tak Gunakan Fasilitas Negara saat Lebaran
Menteri Agama Nasaruddin Umar mengimbau seluruh pejabat Kemenag untuk tidak menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi menjelang Lebaran 2025, menekankan pentingnya integritas dan keberkahan.
Jakarta, 12 Maret 2024 (ANTARA) - Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar, mengeluarkan imbauan penting kepada seluruh pejabat di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag) agar tidak menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi menjelang perayaan Lebaran 2025. Imbauan ini disampaikan langsung oleh Menag di Jakarta pada Rabu lalu.
Dalam pernyataannya, Menag Nasaruddin Umar dengan tegas mengatakan, "Menjelang momentum Lebaran, saya mengimbau kepada pejabat untuk tidak menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi. Kalau pulang kampung, gunakan kendaraan pribadi saja."
Imbauan ini bukan tanpa alasan. Menag menekankan pentingnya integritas dan tanggung jawab para pejabat negara dalam menggunakan fasilitas yang dibiayai oleh uang rakyat. Beliau juga memberikan contoh teladan dari kehidupan pribadi dan pengalamannya selama bertahun-tahun menjabat di lingkungan Kemenag.
Keteladanan dan Integritas Pejabat
Menag Nasaruddin Umar sendiri mengaku telah menerapkan prinsip tersebut sejak awal menjabat. "Selama 12 tahun menjadi pejabat di Kementerian Agama, termasuk sebagai Dirjen dan Wamen, saya selalu berhati-hati dalam menggunakan fasilitas negara, seperti tidak menggunakan mobil dinas untuk keperluan pribadi, termasuk membawa keluarga atau saudara," jelasnya.
Lebih lanjut, Menag mengungkapkan bahwa ia bahkan memilih untuk tidak tinggal di rumah dinas. Alasannya, ia khawatir tamu-tamu pribadinya akan turut memanfaatkan fasilitas negara seperti listrik dan air. "Bahkan, saya memilih tidak tinggal di rumah dinas, karena khawatir tamu-tamu pribadi saya menggunakan fasilitas negara seperti listrik dan air," tambah Menag.
Sebagai penguat pesan moralnya, Menag mencontohkan kisah Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang mematikan lampu di kantornya ketika anaknya datang dengan urusan pribadi. Hal ini dilakukan karena Khalifah Umar menyadari bahwa lampu tersebut dibiayai oleh negara dan tidak seharusnya digunakan untuk kepentingan pribadi.
Keberkahan Hidup Lebih Penting dari Harta dan Jabatan
Menag Nasaruddin Umar juga mengingatkan akan pentingnya keberkahan dalam hidup. Menurutnya, harta melimpah dan jabatan tinggi bukanlah segalanya. Beliau menegaskan bahwa kekayaan materi tidak akan berarti apa-apa jika keluarga tidak mendapatkan keberkahan.
Dengan nada penuh penekanan, Menag menyampaikan, "Apa gunanya kekayaan jika keluarga kita bermasalah, anak terjerumus narkoba, istri selingkuh, atau hidup penuh penyakit? Itu seperti neraka sebelum waktunya."
Lebih jauh, Menag mengutip hadis yang menyatakan bahwa daging yang tumbuh dari harta haram hanya dapat dibersihkan oleh api neraka. Bahkan, disebutkan bahwa shalat seseorang yang memakan makanan haram tidak akan diterima selama 40 hari.
Menag menutup pesan moralnya dengan pertanyaan retoris yang menggugah, "Jika setiap hari kita memakan yang haram, sia-sialah shalat kita. Bagaimana mungkin anak kita menjadi anak yang sholeh jika makanan yang dikonsumsinya berasal dari yang haram?"
Imbauan Menag ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi seluruh pejabat Kemenag dalam menjaga integritas dan etika dalam menjalankan tugas, serta senantiasa mengedepankan keberkahan dalam kehidupan.