Menbud Dukung Penuh Swasembada Pangan Lewat Pemajuan Pangan Lokal
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menyatakan dukungan penuh terhadap program swasembada pangan pemerintah dengan fokus pada pemajuan pangan lokal, sejalan dengan UU Pemajuan Kebudayaan.

Jakarta, 21 Februari 2024 - Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon memberikan dukungan penuh terhadap upaya pemerintah dalam mencapai swasembada pangan, khususnya melalui pengembangan dan pemajuan pangan lokal. Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh beliau dalam acara Pembukaan Sekolah Tani ke-II di Jakarta, Jumat lalu. Dukungan ini didasarkan pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, yang secara tegas memasukkan pangan lokal sebagai objek pemajuan kebudayaan.
Fadli Zon menekankan pentingnya peran pangan lokal dalam mencapai swasembada pangan nasional. Beliau menjelaskan bahwa keberagaman pangan lokal, seperti jagung, sagu, dan sorgum, bukan hanya mendukung diversifikasi pangan, tetapi juga memperkuat budaya lokal. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada beras sebagai sumber karbohidrat utama.
Lebih lanjut, Menbud menjelaskan potensi kolaborasi yang kuat antara Kementerian Kebudayaan dan Kementerian Pertanian dalam mewujudkan program ini. Dengan mengutamakan pangan lokal, diharapkan dapat tercipta ketahanan pangan yang lebih berkelanjutan dan berdaulat, sekaligus melestarikan kekayaan budaya Indonesia.
Pemajuan Pangan Lokal: Pilar Swasembada Pangan
Menurut Menbud, pemajuan pangan lokal merupakan kunci utama dalam mencapai swasembada pangan yang berkelanjutan. Hal ini tidak hanya berfokus pada ketersediaan pangan semata, tetapi juga mencakup kedaulatan pangan dan pengakuan atas beragam jenis pangan lokal yang ada di Indonesia. Dengan demikian, swasembada pangan tidak lagi hanya bergantung pada beras, tetapi juga mencakup komoditas lain seperti jagung, sagu, dan sorgum.
Fadli Zon juga menyoroti pentingnya diversifikasi pangan sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan pada satu jenis komoditas. Dengan mengonsumsi beragam pangan lokal, masyarakat tidak hanya mendapatkan nutrisi yang seimbang, tetapi juga turut berkontribusi dalam melestarikan budaya dan tradisi kuliner Indonesia.
Beliau menambahkan bahwa program ini juga akan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat, khususnya para petani lokal. Dengan meningkatnya permintaan akan pangan lokal, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para petani.
Sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (DPN HKTI), Fadli Zon berkomitmen untuk mendukung penuh program ini dan mengajak seluruh pihak untuk berkolaborasi dalam mewujudkan swasembada pangan melalui pemajuan pangan lokal.
Keragaman Pangan Lokal dan Potensi Pengembangannya
Indonesia memiliki kekayaan biodiversitas yang luar biasa, termasuk keragaman pangan lokal. Dari Sabang sampai Merauke, terdapat berbagai jenis tanaman pangan yang telah lama menjadi bagian dari budaya masyarakat. Sayangnya, beberapa pangan lokal terancam punah karena kalah bersaing dengan komoditas lain yang lebih populer.
Program pemajuan pangan lokal diharapkan dapat memberikan solusi atas permasalahan tersebut. Dengan memberikan dukungan dan insentif kepada para petani, diharapkan dapat meningkatkan produksi dan pemasaran pangan lokal. Selain itu, perlu dilakukan upaya untuk mempromosikan dan mengenalkan pangan lokal kepada masyarakat luas.
Beberapa contoh pangan lokal yang berpotensi untuk dikembangkan antara lain jagung, sorgum, ubi jalar, singkong, dan sagu. Komoditas-komoditas ini memiliki nilai gizi yang tinggi dan dapat diolah menjadi berbagai macam produk makanan yang menarik.
Pemerintah perlu memberikan perhatian serius terhadap pengembangan infrastruktur dan teknologi pertanian untuk mendukung program ini. Dengan demikian, para petani dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam proses produksi.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Kebudayaan dan Kementerian Pertanian, diharapkan program pemajuan pangan lokal dapat berjalan dengan sukses dan berkontribusi dalam mewujudkan swasembada pangan nasional.
"Kita mendukung tentu saja program untuk swasembada pangan dari pemerintahan Pak Prabowo, terutama di dalam pemajuan pangan lokal," kata Fadli Zon.
"Pangan-pangan lokal itu menurut saya bisa menjadi sumber dalam upaya kita untuk mencapai swasembada. Jadi swasembada ini juga mungkin perlu kita artikan, selain memang ketersediaan dan kedaulatannya, karena diversifikasi ini juga kembali pengakuan terhadap pangan-pangan lokal, yang berbasis tidak hanya kepada beras, tapi ada yang jagung, ada yang sagu, dan juga ada yang lain-lain," tambahnya.