Kuliner Nusantara: Ekspresi Budaya dan Upaya Swasembada Pangan
Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengangkat kuliner sebagai bagian penting dari warisan budaya Indonesia dan mendorong diversifikasi pangan untuk mencapai swasembada.

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menekankan pentingnya kuliner sebagai representasi budaya Indonesia dalam sebuah diskusi di Depok pada Sabtu, 15 Maret 2023. Diskusi yang membahas budaya pangan Nusantara ini menyoroti bagaimana kuliner tradisional telah diwariskan secara turun-temurun, terikat erat dengan tradisi, upacara, dan ritual leluhur. Acara ini juga membahas upaya pemerintah dalam pelestarian dan pengembangan kuliner serta strategi untuk mencapai swasembada pangan.
Dalam sambutannya, Menteri Fadli Zon menjelaskan, "Baik itu tanaman padi, jagung, palawija, dan lainnya, semuanya memiliki tradisi, upacara, ritual, serta doa-doa tertentu yang diwariskan turun-temurun." Beliau juga menyatakan bahwa kuliner tradisional dan gastronomi merupakan bagian tak terpisahkan dari kekayaan warisan budaya bangsa. Rendang, dengan 24 variasi di berbagai daerah, menjadi contoh nyata kekayaan kuliner Indonesia. Lebih lanjut, beliau mengumumkan rencana pemerintah untuk mendaftarkan tempe ke UNESCO sebagai warisan budaya tak benda.
Selain rendang, Menteri Fadli Zon juga mencontohkan subak di Bali sebagai bagian integral dari warisan budaya pangan Nusantara. Sistem irigasi sawah tradisional ini telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia, menunjukkan pentingnya pelestarian sistem pertanian tradisional dalam konteks budaya pangan.
Warisan Budaya dan Swasembada Pangan
Diskusi tersebut juga membahas pentingnya diversifikasi pangan sebagai langkah strategis untuk mencapai swasembada pangan dalam empat hingga lima tahun ke depan. Menteri Fadli Zon menyoroti potensi sorgum sebagai alternatif tanaman pangan yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan keragaman pasokan bahan pangan. "Tanaman sorgum perlu dikembangkan karena bisa menggantikan nasi dan gandum, mendukung kemandirian pangan kita," tegasnya.
Pemerintah juga menyadari perlunya inovasi dalam sektor pertanian. Inovasi ini tidak hanya terbatas pada jenis tanaman, tetapi juga pada metode pertanian. Salah satu contohnya adalah pengembangan pertanian urban. Hal ini sejalan dengan upaya untuk meningkatkan produksi pangan dan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Upaya pemerintah untuk melestarikan dan mengembangkan kuliner tradisional tidak hanya sebatas pada pengakuan internasional, tetapi juga pada upaya untuk meningkatkan produksi pangan dalam negeri. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga kearifan lokal dan ketahanan pangan nasional.
Pertanian Urban di Depok
Wali Kota Depok, Supian Suri, turut hadir dalam diskusi tersebut dan memaparkan rencana pemerintah kota untuk mengembangkan pertanian urban. Pemerintah Kota Depok telah menyiapkan lahan seluas tujuh hektare untuk membangun hutan raya dan mendorong pengembangan pertanian di wilayah perkotaan. Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan produksi pangan lokal dan sekaligus memberikan ruang hijau bagi masyarakat.
Pengembangan pertanian urban ini sejalan dengan upaya pemerintah pusat untuk meningkatkan ketahanan pangan. Dengan memanfaatkan lahan perkotaan, diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap pangan segar dan sekaligus mengurangi ketergantungan pada pasokan pangan dari luar daerah.
Langkah ini juga dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan, seperti peningkatan kualitas udara dan penyerapan karbon dioksida. Pertanian urban dapat menjadi solusi inovatif untuk meningkatkan ketahanan pangan dan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan di perkotaan.
Kesimpulannya, diskusi di Depok tersebut menyoroti pentingnya kuliner sebagai bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Indonesia dan upaya pemerintah untuk mencapai swasembada pangan melalui diversifikasi tanaman pangan dan pengembangan pertanian urban. Upaya pelestarian warisan budaya dan inovasi pertanian merupakan langkah penting untuk menjaga ketahanan pangan dan kearifan lokal Indonesia.