Kepala Bapanas Dorong Ketahanan Pangan Holistik Lewat Diversifikasi Konsumsi
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menekankan pentingnya ketahanan pangan holistik melalui intensifikasi, ekstensifikasi produksi, dan diversifikasi konsumsi pangan lokal untuk menciptakan sistem pangan berkelanjutan dan mengatasi stunting.

Jakarta, 11 Mei 2024 - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menyerukan pendekatan holistik terhadap ketahanan pangan nasional. Hal ini disampaikan dalam Indonesia Culinary Art (ICA) Chef Expo 2025 yang bertema 'Penguatan Konsumsi Pangan Lokal dan Edukasi Gizi Seimbang'. Arief menegaskan bahwa intensifikasi dan ekstensifikasi produksi saja tidak cukup; diversifikasi konsumsi pangan lokal juga krusial untuk membangun sistem pangan yang berkelanjutan.
Dalam konteks acara ICA Chef Expo 2025, Arief menekankan pentingnya edukasi gizi, terutama bagi generasi muda. Menurutnya, acara ini menjadi platform strategis untuk mempromosikan prinsip konsumsi beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA). 'Ini bisa menyasar edukasi gizi secara luas, khususnya kepada generasi muda yang menjadi pilar masa depan bangsa,' ujarnya.
Arief juga menyoroti potensi besar pangan lokal dalam membangun gizi bangsa dan kemandirian pangan nasional. Ia mendorong pemanfaatan optimal sumber daya lokal seperti singkong, jagung, sorgum, ikan, dan jamur sebagai sumber gizi utama yang mudah diakses dan terjangkau. 'Kita harus optimalkan sumber daya lokal... Semuanya bisa menjadi sumber gizi utama yang mudah diakses dan terjangkau,” kata Arief.
Pentingnya Diversifikasi Konsumsi dan Edukasi Gizi
Arief Prasetyo Adi memaparkan bahwa diversifikasi konsumsi pangan merupakan kunci dalam menurunkan angka stunting. Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2023, angka stunting masih berada di angka 21,5 persen. Dengan mengoptimalkan potensi pangan lokal yang beragam, diharapkan angka ini dapat ditekan secara signifikan.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Indonesia memiliki kekayaan sumber daya pangan yang melimpah, termasuk lebih dari 77 jenis sumber karbohidrat non-beras dan ratusan jenis protein nabati dan hewani lokal. Namun, pemanfaatannya masih belum maksimal. Oleh karena itu, edukasi dan promosi pangan lokal menjadi sangat penting.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto pun menjadi perhatian. Arief menekankan pentingnya membangun pola makan sehat sejak dini, sejalan dengan program tersebut. 'Membangun masa depan dimulai dari piring makan anak-anak kita. Dan makanan bergizi itu tidak harus mahal, asal kita mau menggali potensi pangan yang kita miliki sendiri,” katanya.
Edukasi mengenai pangan lokal harus dilakukan secara komprehensif, dimulai dari rumah dan sekolah. Bapanas mendorong kolaborasi antara chef, pendidik, UMKM, dan pemerintah untuk mewujudkan hal ini. Tujuannya adalah agar anak-anak Indonesia mengonsumsi makanan sehat dan bangga terhadap kekayaan kuliner bangsa sendiri.
ICA Chef Expo 2025: Platform Edukasi dan Kolaborasi
Indonesia Culinary Art (ICA) Chef Expo 2025 tidak hanya menjadi ajang kompetisi kuliner, tetapi juga platform edukasi dan kolaborasi lintas sektor. Acara ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari siswa SMK dan mahasiswa kuliner hingga pelaku UMKM pangan lokal dan komunitas chef muda dari berbagai daerah.
Dengan melibatkan berbagai kalangan, ICA Chef Expo 2025 diharapkan dapat mendorong perubahan pola konsumsi masyarakat menuju pola makan yang lebih sehat dan berkelanjutan. Demo masak langsung yang menampilkan kreasi menu berbasis pangan lokal dengan pendekatan gizi B2SA juga menjadi bagian penting dari acara ini.
Keterlibatan generasi muda dalam acara ini menunjukkan bahwa dunia kuliner memiliki peran penting dalam mendorong perubahan pola konsumsi masyarakat. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam membangun ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan.
Bapanas berharap munculnya tren baru dalam dunia kuliner yang tidak hanya mengedepankan cita rasa dan tampilan, tetapi juga nilai gizi dan kontribusinya terhadap ketahanan serta kedaulatan pangan nasional. Dengan demikian, ketahanan pangan Indonesia akan semakin kuat dan terjamin untuk masa depan.