Mendagri Imbau Bulog Serap Panen Petani, Cegah Impor dan Lindungi Petani
Mendagri Tito Karnavian meminta Bulog dan koperasi menyerap hasil panen petani untuk memenuhi cadangan pangan nasional dan mencegah dominasi tengkulak, sehingga harga tetap stabil dan menguntungkan petani.

Jakarta, 10 Maret 2024 - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengimbau Perum Bulog untuk gencar menyerap hasil panen petani, terutama jagung dan beras, yang puncaknya diperkirakan terjadi pada Maret-April. Langkah ini bertujuan untuk memenuhi cadangan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Imbauan tersebut disampaikan Tito dalam keterangannya di Jakarta. Ia menekankan pentingnya penyerapan hasil panen untuk melindungi petani dari praktik tengkulak yang kerap menekan harga jual. Presiden Joko Widodo juga berharap koperasi, khususnya koperasi merah putih yang direncanakan di setiap desa, turut berperan aktif dalam menyerap hasil panen petani.
Langkah ini dinilai krusial mengingat potensi surplus produksi pangan yang perlu dikelola dengan baik agar tidak merugikan petani. Dengan adanya penyerapan yang optimal, cadangan pangan nasional dapat terpenuhi dan stabilitas harga dapat terjaga, khususnya menjelang musim kemarau.
Peran Bulog dan Koperasi Merah Putih
Mendagri Tito Karnavian menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo berharap Bulog dan koperasi, khususnya koperasi merah putih yang akan dibangun di setiap desa, dapat bekerja sama menyerap hasil panen petani. Hal ini bertujuan untuk mencegah agar hasil panen tidak hanya diserap oleh tengkulak yang kerap mengeksploitasi petani dengan harga rendah.
Dengan melibatkan koperasi, diharapkan penyerapan hasil panen dapat lebih merata dan menjangkau petani di berbagai daerah. Koperasi juga diharapkan mampu memberikan harga yang lebih baik kepada petani, sehingga kesejahteraan mereka dapat terjamin.
Tito juga mengajak kepala daerah untuk membantu mensosialisasikan kebijakan ini kepada pemerintah desa. Sosialisasi ini penting agar program penyerapan hasil panen oleh Bulog dan koperasi dapat berjalan efektif dan mencapai sasaran.
Dampak Positif Penyerapan Hasil Panen
Penyerapan hasil panen oleh Bulog dan koperasi memiliki dampak positif yang signifikan, terutama bagi petani. Dengan adanya jaminan penyerapan, petani terhindar dari risiko kerugian akibat harga jual yang rendah karena praktik tengkulak.
Selain itu, penyerapan hasil panen juga memastikan ketersediaan cadangan pangan nasional yang cukup untuk menghadapi musim kemarau. Hal ini akan menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan di pasar.
Dengan demikian, kebijakan ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani dan menjaga ketahanan pangan nasional.
Kondisi Deflasi dan Inflasi
Tito Karnavian juga menjelaskan kondisi ekonomi terkini, di mana Indonesia mengalami deflasi year on year (YoY) sebesar 0,09 persen. Namun, komoditas makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 2,25 persen.
Meskipun demikian, Tito menilai petani, nelayan, dan pabrik tidak terlalu terdampak karena harga komoditas tersebut masih mengalami kenaikan. Sementara itu, komoditas dengan harga yang diatur pemerintah (administered price) mengalami deflasi sebesar 12,08 persen, sebagian besar disebabkan oleh kebijakan diskon listrik 50 persen.
Kondisi ini menunjukkan bahwa daya beli masyarakat masih cukup baik, pasokan pangan masih mencukupi, dan subsidi pemerintah turut membantu menjaga stabilitas harga.
Kesimpulannya, upaya pemerintah untuk menyerap hasil panen petani melalui Bulog dan koperasi merupakan langkah strategis untuk melindungi petani, menjaga stabilitas harga pangan, dan memenuhi cadangan pangan nasional. Hal ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan Indonesia.