Mendikbud Tekankan Penguatan 8 Karakter Utama Peserta Didik
Mendikbud Abdul Mu'ti menekankan pentingnya penguatan delapan karakter utama peserta didik melalui pembiasaan sehari-hari di satuan pendidikan, keluarga, masyarakat, dan media, serta mendorong kolaborasi pemerintah pusat dan daerah.
Mendikbud Dorong Penguatan Karakter Siswa Indonesia
Jakarta, 21 Januari 2025 – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Abdul Mu'ti baru-baru ini menegaskan pentingnya penguatan delapan karakter utama bagi peserta didik Indonesia. Delapan karakter tersebut meliputi religius, bermoral, sehat, cerdas dan kreatif, kerja keras, disiplin dan tertib, mandiri, serta bermanfaat. Hal ini disampaikan langsung oleh Mendikbudristek dalam keterangan pers di Jakarta.
Menurut Mendikbudristek, pembentukan karakter ini membutuhkan pembiasaan berkelanjutan yang dilakukan setiap hari oleh siswa. Ia menekankan pentingnya Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) melalui pembiasaan di satuan pendidikan sebagai kunci keberhasilan.
Untuk mendukung hal tersebut, Mendikbudristek telah menerbitkan Surat Edaran Bersama (SEB) Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2025. SEB ini bertujuan menggerakkan kembali penguatan pendidikan karakter melalui pembiasaan di sekolah dan lembaga pendidikan lainnya. SEB ini memberikan acuan bagi siswa, guru, tenaga kependidikan, orang tua, dan pihak terkait lainnya dalam aktivitas di lingkungan pendidikan untuk menumbuhkan karakter dan budi pekerti.
Mendikbudristek menjelaskan bahwa aktivitas yang dimaksud sangat beragam dan melibatkan berbagai pihak. Ia menyoroti pentingnya peran catur pusat pendidikan yaitu satuan pendidikan, keluarga, masyarakat, dan media dalam membentuk karakter anak. Salah satu contoh nyata adalah Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang melibatkan guru, tenaga kependidikan, dan orang tua.
Gerakan ini mendorong pembiasaan positif pada siswa, seperti bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat, rajin belajar, berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat, dan tidur cukup. Hal-hal sederhana ini, jika dilakukan secara konsisten, akan membangun pondasi karakter yang kuat.
Pemerintah pusat dan daerah didorong untuk berkolaborasi dalam mensukseskan kebijakan ini. Kolaborasi ini penting agar program penguatan karakter dapat diimplementasikan secara efektif dan merata di seluruh Indonesia, mengingat kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah pusat dan daerah berbeda-beda.
Kesimpulannya, Mendikbudristek menekankan pentingnya penguatan karakter melalui pembiasaan di semua lini kehidupan siswa. Kerja sama antara sekolah, keluarga, masyarakat, dan pemerintah sangat krusial untuk membentuk generasi muda Indonesia yang berkarakter dan berakhlak mulia.