Mengapa PAUD Jadi Pondasi Wajib Belajar 13 Tahun? Bunda PAUD Banten Beri Penjelasan
Bunda PAUD Banten, Tinawati Andra Soni, menegaskan pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai pondasi karakter dan kemampuan dasar anak demi suksesnya Wajib Belajar 13 Tahun.

Bunda PAUD Provinsi Banten, Tinawati Andra Soni, baru-baru ini menyoroti peran krusial Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Beliau menegaskan bahwa PAUD merupakan pondasi utama bagi pembentukan karakter dan kemampuan dasar anak. Hal ini disampaikan dalam sebuah Focus Group Discussion (FGD) yang berlangsung di Serang, Banten.
Diskusi tersebut berfokus pada implementasi program Wajib Belajar 13 Tahun di Provinsi Banten. Tinawati menekankan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada kualitas pendidikan di jenjang paling awal. Menurutnya, PAUD menjadi gerbang awal bagi anak-anak untuk memasuki sistem pendidikan nasional.
Komitmen pemerintah untuk memberikan kesempatan belajar seluas-luasnya bagi anak-anak Indonesia, termasuk di Banten, diwujudkan melalui program Wajib Belajar 13 Tahun. Oleh karena itu, Tinawati menegaskan bahwa pendidikan PAUD tidak boleh diabaikan. Ini karena di sanalah fondasi penting bagi masa depan pendidikan anak diletakkan.
Pentingnya PAUD sebagai Fondasi Karakter dan Kemampuan Dasar Anak
Tinawati Andra Soni secara khusus menekankan bahwa anak usia 5-6 tahun wajib mendapatkan akses terhadap pendidikan PAUD sebelum melanjutkan ke jenjang sekolah dasar. Fase ini sangat vital untuk perkembangan holistik anak. Pembentukan karakter, stimulasi motorik, serta kebiasaan belajar yang sehat harus dimulai sejak dini.
Program PAUD, menurutnya, harus menjadi prioritas utama dalam agenda pendidikan daerah. Melalui PAUD, anak-anak dibekali dengan kesiapan mental dan akademis yang kuat. Hal ini akan memudahkan mereka menghadapi jenjang pendidikan berikutnya dengan bekal yang memadai.
Selain itu, PAUD juga memiliki peran signifikan dalam mendukung keluarga, khususnya para ibu, dalam mendampingi proses pendidikan anak sejak usia dini. Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak sangat esensial. PAUD menyediakan lingkungan yang kondusif untuk kolaborasi ini.
Menangani Tantangan Anak Tidak Sekolah (ATS) di Provinsi Banten
Dalam kesempatan yang sama, Tinawati turut menyoroti tingginya angka Anak Tidak Sekolah (ATS) yang masih ditemukan di berbagai wilayah Provinsi Banten. Fenomena ini menjadi perhatian serius bagi seluruh pemangku kepentingan pendidikan. Ia menegaskan bahwa setiap anak memiliki hak dasar untuk memperoleh pendidikan.
Penanganan masalah ATS, lanjutnya, memerlukan pendekatan yang komprehensif dan lintas sektor. Intervensi yang menyeluruh dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk memastikan tidak ada satu pun anak yang tertinggal. Anak-anak yang tidak bersekolah adalah potensi bangsa yang harus segera dibangkitkan.
Komitmen untuk menghadirkan pendidikan bagi mereka yang terpinggirkan menjadi kunci. Pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan masyarakat harus bersinergi. Tujuannya adalah untuk mengembalikan anak-anak ini ke bangku sekolah dan memberikan mereka kesempatan yang sama.
Kendala dan Strategi Kolaboratif dalam Implementasi Wajib Belajar 13 Tahun
Kepala Bagian Umum Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Banten, Bonny Hanafi Dacosta, menambahkan bahwa perluasan wajib belajar dari 9 tahun menjadi 13 tahun adalah bentuk komitmen pemerintah. Ini bertujuan menjamin pendidikan dasar hingga menengah bagi seluruh anak bangsa. Namun, implementasi program ini masih menghadapi berbagai kendala di lapangan.
Bonny menjelaskan bahwa faktor ekonomi, sosial budaya, dan geografis masih menjadi tantangan besar. Banyak anak yang seharusnya berada di ruang kelas justru berada di luar sistem pendidikan. Situasi ini memerlukan perhatian serius dan solusi yang adaptif.
Melalui FGD ini, Bonny berharap dapat menghasilkan strategi kolaboratif yang efektif. Sinergi antara BPMP, pemerintah daerah, dan para pemangku kepentingan pendidikan lainnya sangat diharapkan. Tujuannya adalah untuk menurunkan angka ATS dan menjadikan PAUD sebagai gerbang utama bagi anak-anak. Hal ini penting agar mereka dapat memasuki sistem pendidikan nasional secara menyeluruh.