Menhan RI dan Prancis Bahas Kerja Sama Pertahanan Bilateral
Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin, bertemu Menhan Prancis, Sebastien Lecornu, di Jakarta, membahas peningkatan kerja sama pertahanan bilateral, termasuk pembelian pesawat Rafale dan kapal selam Scorpene, serta kolaborasi teknologi militer.

Menteri Pertahanan Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin, baru-baru ini menerima kunjungan kehormatan dari Menteri Pertahanan Prancis, Sebastien Lecornu, di Jakarta. Pertemuan Jumat lalu tersebut berlangsung hangat dan membahas berbagai peluang kerja sama pertahanan kedua negara.
Kunjungan ini signifikan mengingat Prancis merupakan salah satu pemasok utama persenjataan TNI. Beberapa alutsista andalan TNI, seperti rudal Exocet, meriam Caesar, dan yang akan datang pesawat tempur Rafale serta kapal selam Scorpene, berasal dari Prancis. Meskipun kontrak pembelian kapal selam Scorpene belum efektif, negosiasi dan komitmen dari pihak Prancis tetap kuat.
Sejarah kerja sama pertahanan kedua negara cukup panjang. TNI AD misalnya, pernah mengandalkan tank AMX-13 dan helikopter Puma serta Super Puma buatan Prancis. Helikopter Super Puma bahkan telah dikembangkan lebih lanjut menjadi EC725/H225M Caracal oleh Airbus. Kerja sama ini berlanjut di era Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, ditandai dengan pembelian 42 unit pesawat tempur Rafale.
Dalam kunjungannya, Menhan Lecornu menginspeksi pasukan kehormatan TNI, memberikan penghormatan kepada bendera Indonesia dan Prancis, dan bertukar cindera mata dengan Menhan Sjamsoeddin. Setelah itu, keduanya mengadakan pembicaraan resmi di Aula Bhinneka Tunggal Ika.
Menurut Brigjen TNI Frega Ingkiriwang Wenas, Kepala Biro Informasi Pertahanan, kedua menteri membahas berbagai hal, termasuk peningkatan kerja sama personel melalui pendidikan dan pelatihan. "Kerja sama pertahanan kedua negara menunjukkan peningkatan dalam dua-tiga tahun terakhir," ujar Brigjen Wenas.
Kedua menteri sepakat untuk berkolaborasi menjaga stabilitas keamanan regional. Mereka juga membahas kerja sama teknologi militer, khususnya produksi alutsista untuk menciptakan lapangan kerja di Indonesia. Modernisasi militer, termasuk pengembangan teknologi drone, juga menjadi fokus pembahasan.
Brigjen Wenas menambahkan bahwa pembelian pesawat Rafale telah final, dan Prancis juga berkomitmen terkait kapal selam Scorpene. Keberadaan kapal selam sangat penting bagi Indonesia mengingat posisi geografisnya yang diapit dua samudra.
Meskipun latihan maritim La Perouse 2025 tidak dibahas secara spesifik, kedua menteri menegaskan komitmen untuk menjaga stabilitas dan keamanan kawasan. Menariknya, kapal induk nuklir Prancis, FS Charles de Gaulle, sedang berada di Indonesia setelah memimpin latihan tersebut, dan kedua menteri berencana mengunjungi kapal tersebut.
Menhan Sjamsoeddin dan Lecornu sepakat bahwa Indonesia dan Prancis memiliki kesamaan prinsip, yaitu politik bebas aktif dan penolakan hegemoni. Stabilitas regional dianggap penting untuk pengelolaan ekonomi yang baik.