Indonesia dan Prancis Perkuat Kemitraan Strategis di Ulang Tahun ke-75 Hubungan Diplomatik
Menlu RI dan Dubes Prancis bahas peningkatan kerja sama strategis di berbagai sektor, termasuk ekonomi, pertahanan, dan transisi energi, dalam rangka memperingati 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara.

Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, dan Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Fabien Penone, baru-baru ini melakukan pertemuan untuk membahas penguatan kemitraan strategis antara Indonesia dan Prancis. Pertemuan yang berlangsung di Jakarta ini menandai momentum penting peringatan 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara. Pertemuan tersebut membahas berbagai isu krusial, termasuk peningkatan kerja sama ekonomi, pertahanan, dan upaya bersama dalam menghadapi tantangan global.
Dalam pertemuan tersebut, Menlu Retno menyampaikan apresiasinya atas peningkatan interaksi tingkat tinggi antara Indonesia dan Prancis. Rencana kunjungan timbal balik pejabat tinggi dari kedua negara menjadi salah satu poin penting yang dibahas. Kunjungan-kunjungan ini diharapkan dapat memperkuat kerja sama di berbagai bidang, termasuk pertahanan, perdagangan dan investasi, transisi energi, dan ekonomi digital. Hal ini sejalan dengan upaya kedua negara untuk meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan.
Menlu Retno juga menekankan pentingnya perluasan kerja sama antar bisnis untuk menciptakan peluang investasi baru. Beberapa sektor yang menjadi fokus antara lain hilirisasi mineral, pengembangan infrastruktur hijau, dan penguatan industri pangan. Hal ini sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo dalam membangun Indonesia yang lebih maju dan berkelanjutan. Menariknya, Prancis disebut sebagai investor terbesar keempat dari Eropa di Indonesia, menunjukkan potensi besar yang dapat dikembangkan lebih lanjut.
Kerja Sama Ekonomi dan Tantangan Global
Selain kerja sama ekonomi, Menlu Retno dan Dubes Penone juga membahas pentingnya kerja sama multilateral untuk menghadapi tantangan global. Keduanya sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam mewujudkan ketahanan pangan dan gizi, stabilitas geopolitik, serta tata kelola kelautan dan maritim yang berkelanjutan. Tantangan global tersebut membutuhkan kolaborasi internasional yang kuat untuk menemukan solusi yang efektif dan berkelanjutan.
Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk mempercepat finalisasi kerja sama konkret di berbagai sektor. Sektor-sektor tersebut antara lain pertanian, transportasi, manajemen bencana, pendidikan, dan pelatihan diplomatik. Kerja sama yang komprehensif ini diharapkan dapat memberikan manfaat nyata bagi kedua negara.
Indonesia dan Prancis juga sepakat untuk mendorong kerja sama dalam bentuk lain yang adaptif terhadap tantangan dan peluang di masa depan. Kemitraan strategis ini akan terus dikembangkan untuk menghadapi dinamika global yang terus berubah. Hal ini menunjukkan komitmen kedua negara untuk memperkuat hubungan bilateral yang saling menguntungkan.
Kunjungan Presiden Macron
Sebagai informasi tambahan, Presiden Prancis Emmanuel Macron dikabarkan akan mengunjungi Indonesia pada Mei 2025. Rencana kunjungan ini disampaikan oleh Presiden Macron kepada Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia, Budi Arie Setiadi, di sela-sela AI Action Summit di Paris pada Februari lalu. Kunjungan tersebut tentunya akan semakin memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Prancis.
Secara keseluruhan, pertemuan antara Menlu Retno dan Dubes Penone menghasilkan sejumlah kesepakatan penting yang akan memperkuat kemitraan strategis Indonesia-Prancis. Kerja sama yang komprehensif di berbagai sektor akan memberikan kontribusi signifikan bagi pembangunan dan kemajuan kedua negara, serta upaya bersama dalam menghadapi tantangan global.
Kedua negara berkomitmen untuk terus meningkatkan kerja sama, baik di bidang ekonomi maupun dalam menghadapi tantangan global. Kunjungan Presiden Macron di masa mendatang diharapkan dapat semakin memperkuat hubungan bilateral yang telah terjalin selama 75 tahun ini.