Kerja Sama Radar Pacu Pertumbuhan Industri Pertahanan RI
Kerja sama Kemenhan RI dengan Prancis dan Ceko di bidang radar bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan industri pertahanan dalam negeri, menghindari embargo, dan meningkatkan kemandirian alutsista.

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Republik Indonesia menyatakan bahwa kerja sama dengan berbagai negara, termasuk Prancis dan Ceko, dalam hal teknologi radar, akan mendorong pertumbuhan industri pertahanan nasional. Hal ini disampaikan oleh Kepala Biro Informasi Pertahanan Kemenhan, Brigadir Jenderal TNI Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang, pada Selasa di Kantor Kemenhan, Jakarta.
Diversifikasi Alutsista dan Transfer Teknologi
Menurut Brigjen TNI Frega, kerja sama ini merupakan strategi Kemenhan untuk mendiversifikasi alat utama sistem senjata (alutsista) dan mendapatkan transfer teknologi. Dengan bermitra dengan berbagai negara, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada satu pemasok senjata dan menghindari potensi embargo yang dapat menghambat pengadaan dan pemeliharaan alutsista.
"Kami berharap teknologi radar, dari negara mana pun, dapat memberikan nilai tambah bagi industri pertahanan kita," ujar Brigjen TNI Frega. Ia menekankan bahwa tujuan utama kerja sama ini adalah untuk mempercepat pertumbuhan industri pertahanan dalam negeri sehingga Indonesia memiliki kemandirian dan ketahanan di bidang pertahanan.
Mengakselerasi Pertumbuhan Industri Pertahanan
Brigjen TNI Frega menjelaskan bahwa kerja sama dengan Prancis, yang kontraknya ditandatangani pada 20 April 2022, dan kerja sama terbaru dengan Ceko, merupakan bagian dari strategi besar untuk membangun industri pertahanan yang kuat dan mandiri. Dengan demikian, Indonesia tidak akan lagi rentan terhadap embargo atau kendala lainnya dari negara lain.
"Jadi, jangan dilihat hanya kerja sama dengan Prancis dan Ceko. Tujuannya adalah mengakselerasi pertumbuhan industri pertahanan Indonesia agar kita memiliki independensi dan tidak takut lagi dengan embargo," tegasnya. Ia menambahkan bahwa kemandirian ini sangat penting untuk menjaga kedaulatan Indonesia.
Kemandirian dan Ketahanan Nasional
Pengalaman di masa lalu, di mana Indonesia menghadapi kendala dalam penggunaan alutsista karena ketergantungan pada produsen asing, menjadi pelajaran berharga. Brigjen TNI Frega mencontohkan kasus penggunaan tank yang pembeliannya telah dilunasi, namun penggunaannya dibatasi oleh produsen asing. Hal ini mendorong Kemenhan untuk lebih fokus pada pembangunan ekosistem industri pertahanan nasional yang kuat dan mandiri.
Dengan membangun industri pertahanan dalam negeri yang kuat, Indonesia dapat memastikan bahwa alutsistanya dapat digunakan sesuai kebutuhan tanpa kendala atau intervensi dari negara lain. Ini merupakan langkah strategis untuk menjaga kedaulatan dan ketahanan nasional.
Kesimpulan
Kerja sama Kemenhan dengan berbagai negara dalam pengembangan teknologi radar merupakan langkah penting dalam membangun industri pertahanan yang mandiri dan kuat. Strategi diversifikasi alutsista dan transfer teknologi ini bertujuan untuk menghindari ketergantungan pada satu negara dan memastikan Indonesia memiliki kemampuan pertahanan yang optimal tanpa terhambat oleh embargo atau kendala politik lainnya. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memodernisasi alutsista dan meningkatkan ketahanan nasional.