Menperin Ajak Jepang Ekspansi Bisnis di Indonesia
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mendorong investasi Jepang di Indonesia yang kini menempati peringkat keempat, sambil membahas tantangan seperti kekurangan SDM di Jepang dan peluang kerjasama pengembangan SDM dan industri manufaktur.
Jakarta, 23 Januari 2024 - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengajak pengusaha Jepang untuk meningkatkan investasi di Indonesia. Pertemuan Menperin dengan Japan Chamber of Commerce and Industry (JCCI) atau Kamar Dagang dan Industri Jepang di Jakarta, Kamis lalu, membahas peluang ekspansi bisnis Jepang di Indonesia.
Saat ini, Jepang merupakan investor terbesar keempat di Indonesia dengan nilai investasi mencapai US$ 45,6 miliar. Namun, Menperin mendorong agar Jepang lebih agresif lagi dalam mengembangkan bisnisnya di Indonesia. Untuk itu, Menperin meminta JCCI memberikan masukan dan kendala yang dihadapi perusahaan Jepang di Indonesia agar pemerintah dapat memberikan solusi yang tepat.
Salah satu kendala yang dihadapi pengusaha Jepang, khususnya UKM, adalah kekurangan sumber daya manusia (SDM) akibat penurunan populasi. Seperti disampaikan Wakil Ketua JCCI, Takashi Ueno, hal ini sangat berpengaruh pada sektor manufaktur Jepang. Oleh karena itu, Jepang berharap Indonesia, dengan populasi penduduk yang besar, dapat berkontribusi dalam mengatasi permasalahan ini. Kerjasama di bidang industri dan manufaktur antara kedua negara sangat diharapkan.
Di sisi lain, perwakilan JCCI bidang otomotif, Seiji Kuraishi, menjelaskan perkembangan industri otomotif Jepang di Indonesia yang sangat pesat. Saat ini, sudah ada enam pabrik otomotif Jepang di Indonesia yang melayani 4,9 juta pelanggan. Penjualan kendaraan roda empat Jepang di Indonesia pada tahun 2024 mencapai 128.000 unit. Lebih lanjut, Kuraishi menambahkan bahwa produksi kendaraan hybrid telah dimulai di Indonesia sebagai langkah awal menuju netralitas karbon.
Menanggapi hal tersebut, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyambut baik rencana kerja sama SDM antara Indonesia dan Jepang. Kemenperin berkomitmen membantu meningkatkan industri manufaktur di Indonesia. Sebagai contoh, Kemenperin telah bekerja sama dengan Hiroshima University untuk memberikan pelatihan kepada siswa Indonesia agar menjadi tenaga kerja terampil. Kemenperin berharap Jepang dapat mendukung perluasan kerjasama ini ke institusi pendidikan lain di Jepang.
Pertemuan ini menandai komitmen kuat Indonesia dan Jepang untuk memperkuat hubungan ekonomi. Dengan mengatasi tantangan bersama dan memanfaatkan potensi masing-masing negara, kerjasama ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan bagi kedua negara.
Kerjasama ini tidak hanya fokus pada investasi, tetapi juga pengembangan SDM yang menjadi kunci utama kemajuan industri manufaktur di kedua negara. Inisiatif ini diharapkan akan membuka peluang kerja baru, transfer teknologi, dan peningkatan daya saing industri di Indonesia.