Mentan Ajak Kepala Daerah Wujudkan Swasembada Pangan 2027
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengajak kepala daerah untuk berkolaborasi mewujudkan swasembada pangan demi ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia pada 2027, mengatasi tantangan seperti perubahan iklim dan permainan harga.

Jakarta, 25 Februari 2025 - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyerukan kolaborasi kepada para kepala daerah dalam mewujudkan swasembada pangan di Indonesia. Seruan ini disampaikan dalam sesi materi Retreat Magelang Pembekalan Kepala Daerah 2025-2030 di Magelang, Jawa Tengah. Inisiatif ini bertujuan meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, menjawab pertanyaan apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana upaya swasembada pangan akan tercapai.
Mentan menekankan pentingnya kerja sama pemerintah pusat dan daerah. "Tidak ada superman dalam pembangunan pertanian Indonesia. Keberhasilan ini hanya bisa diraih dengan kolaborasi antara gubernur, bupati, dan seluruh pihak terkait," tegas Mentan Amran. Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya sinergi untuk mencapai target swasembada pangan nasional.
Tantangan perubahan iklim dan pengalaman Indonesia menghadapi dampak El Nino pada awal 2024, yang mengakibatkan defisit empat juta ton beras, menjadi latar belakang pentingnya kolaborasi ini. Berkat program pompanisasi masif dan kerja sama pemerintah pusat, daerah, TNI, dan Polri, produksi beras berhasil ditingkatkan. Hal ini menunjukkan bahwa kerja sama yang efektif dapat mengatasi krisis pangan.
Kerja Sama Antar Pemerintah Pusat dan Daerah
Mentan Amran Sulaiman didampingi Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, menekankan pentingnya kolaborasi dalam mengatasi tantangan sektor pertanian. Mereka membahas ancaman krisis pangan global akibat perubahan iklim, dengan 58 negara saat ini mengalami kekurangan pangan. Mentan mengingatkan bahwa krisis pangan dapat berdampak serius bagi stabilitas negara.
Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan target swasembada pangan, awalnya ditargetkan pada 2027, namun kemudian dipercepat menjadi 2025. Hal ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah untuk mencapai ketahanan pangan nasional. Kementan pun telah melakukan efisiensi anggaran untuk memastikan program percepatan swasembada pangan berjalan optimal.
Efisiensi tersebut meliputi pengurangan biaya perjalanan dinas dan pemindahan rapat dari hotel ke tempat yang lebih hemat biaya. Langkah ini memastikan anggaran tepat sasaran dan mendukung percepatan swasembada pangan. Komitmen ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mencapai target tersebut.
Produksi Beras Melimpah, Harga Tetap Tinggi
Data Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan produksi beras nasional mencapai 8,67 juta ton pada panen pertama Januari-Maret 2025, meningkat 52,32 persen dibandingkan periode yang sama pada 2024. Meskipun produksi melimpah, harga beras tetap tinggi, yang menurut Mentan Amran mengindikasikan adanya permainan harga.
Mentan menegaskan akan menindak tegas pihak-pihak yang bermain harga, demi melindungi kepentingan rakyat, terutama masyarakat kecil. Pernyataan ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memastikan harga beras stabil dan terjangkau.
Retret Kepala Daerah ini juga bertujuan memperkuat koordinasi dan implementasi program kerja di tingkat daerah, selaras dengan kebijakan pemerintah pusat. Dengan demikian, diharapkan tercipta sinergi yang efektif dalam mencapai swasembada pangan.
Kesimpulannya, kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah sangat krusial dalam mencapai swasembada pangan di Indonesia. Upaya efisiensi anggaran dan penegakan hukum terhadap permainan harga menjadi bagian penting dari strategi ini. Dengan komitmen dan kerja sama yang kuat, target swasembada pangan diharapkan dapat tercapai pada 2025.