Mi Aceh dan Ayam Tangkap: Potensi Ekonomi Kreatif Global dari Aceh
Pusat Riset Kita Kreatif USK menilai Mi Aceh dan Ayam Tangkap memiliki potensi besar menjadi produk ekonomi kreatif global, didukung oleh inovasi dan keberadaan Menteri Ekonomi Kreatif asal Aceh.

Kuliner Aceh, khususnya Mi Aceh dan Ayam Tangkap, berpotensi besar menjadi produk ekonomi kreatif (ekraf) yang mendunia. Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Riset Kita Kreatif Universitas Syiah Kuala (USK), Meldi Kesuma, di Banda Aceh pada Kamis, 30 Januari 2024. Kedua kuliner tersebut, menurutnya, sudah dikenal luas dan memiliki daya saing tinggi, baik di pasar lokal maupun internasional.
Meldi menjelaskan, Mi Aceh dan Ayam Tangkap sudah memiliki basis penggemar yang kuat. Popularitasnya yang telah menyebar luas menjadi modal utama dalam pengembangannya menjadi produk ekraf global. Potensi ini, lanjutnya, dapat dioptimalkan dengan inovasi dan kreativitas.
Generasi muda Aceh, menurut Meldi, memegang peranan penting dalam pengembangan inovasi tersebut. Munculnya kafe-kafe modern di Aceh, misalnya, dapat dimanfaatkan sebagai wadah untuk berkreasi dan memperkenalkan kuliner Aceh dengan kemasan yang lebih kekinian. Inovasi ini krusial untuk meningkatkan daya tarik dan daya saing di pasar global yang kompetitif.
Selain kuliner, sektor ekonomi kreatif lainnya di Aceh juga memiliki potensi yang menjanjikan. Kerajinan tangan seperti ukiran emas khas Aceh, anyaman, dan kain kasab telah menembus pasar nasional bahkan internasional. Produk-produk ini, dengan keunikan dan kualitasnya, telah menarik perhatian pembeli dari berbagai negara.
Seni tradisional Aceh, seperti musik dan tari tradisional, juga memiliki peluang besar untuk dikembangkan. Melalui pemanfaatan teknologi dan inovasi, seni tradisional Aceh dapat diadaptasi dan disajikan dengan cara yang lebih modern dan menarik bagi pasar internasional. Kolaborasi dengan seniman kontemporer dapat menjadi salah satu strategi yang efektif.
Keberadaan Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, yang merupakan putra Aceh, diharapkan dapat menjadi momentum besar bagi pengembangan ekonomi kreatif di Aceh. Dukungan pemerintah pusat, khususnya di sektor ekonomi kreatif, dapat mempercepat proses pengembangan dan promosi produk-produk ekraf asal Aceh di kancah internasional.
Dengan potensi yang besar dan dukungan yang tepat, Aceh memiliki peluang emas untuk menjadi salah satu pusat pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Inovasi, kreativitas, dan kolaborasi antara berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan untuk membawa Mi Aceh dan Ayam Tangkap, serta produk ekraf Aceh lainnya, ke panggung dunia.