Aceh Bidik Ekonomi Industri Kreatif, Kurangi Ketergantungan SDA
Pj Gubernur Aceh, Safrizal ZA, mendorong pengembangan ekonomi industri kreatif untuk mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam, mengingat potensi UMKM Aceh yang besar dan peluang ekspor kerajinan yang masih terbuka lebar.
![Aceh Bidik Ekonomi Industri Kreatif, Kurangi Ketergantungan SDA](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/07/220228.957-aceh-bidik-ekonomi-industri-kreatif-kurangi-ketergantungan-sda-1.jpg)
Banda Aceh, 7 Februari 2024 - Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Safrizal ZA, mendorong percepatan pengembangan ekonomi berbasis industri kreatif. Langkah ini bertujuan mengurangi ketergantungan Aceh pada sektor sumber daya alam (SDA) yang selama ini menjadi andalan utama perekonomian provinsi paling barat Indonesia tersebut.
Dalam pernyataan Jumat lalu di Banda Aceh, Safrizal ZA menyampaikan harapannya agar Aceh mampu beralih dari model ekonomi ekstraktif menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan dan bernilai tambah tinggi. "Saya berharap suatu saat Aceh tidak lagi bergantung pada ekspor sumber daya alam, melainkan lebih mengandalkan industri kreatif dan intelektual," tegasnya.
Potensi UMKM Aceh yang Menjanjikan
Safrizal ZA menekankan peran penting Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional, termasuk Aceh. UMKM berkontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, sekitar 61-63 persen, dan menyerap banyak tenaga kerja. "Indonesia dibangun di atas UMKM. Saat krisis ekonomi, sektor inilah yang tetap bertahan. Jika UMKM berjalan, maka tidak ada pengangguran. Sumber daya manusia Aceh ini hebat, kita hanya perlu memberikan kesempatan dan peluang," ujarnya.
Ia mencontohkan keberhasilan negara lain dalam mengembangkan industri kreatif, khususnya sektor kerajinan. Singapura misalnya, mampu mengekspor produk kerajinan hingga 41 persen, Thailand 29 persen, sementara Indonesia masih berada di angka 15,7 persen. "Artinya, kita masih harus bekerja keras," kata Safrizal ZA.
Strategi Pemprov Aceh: Mengoptimalkan Industri Kreatif
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh telah menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan sektor industri kreatif. Peresmian Galeri Seuramoe Dekranasda Aceh di Banda Aceh menjadi langkah awal yang penting untuk memperkuat industri kerajinan lokal dan mendorong pengembangan UMKM. Galeri ini diharapkan menjadi wadah bagi para pengrajin Aceh untuk memamerkan dan memasarkan produk-produk unggulan mereka.
Dukungan Pemerintah untuk UMKM Aceh
Untuk mendukung UMKM Aceh, Safrizal ZA mengusulkan beberapa strategi. Salah satunya adalah kebijakan penggunaan produk lokal oleh para pegawai pemerintah. "Setiap Kamis, pegawai kita bisa diwajibkan memakai batik khas Aceh. Ada sekitar 20 ribu pegawai, jika mereka menggunakan batik Aceh, maka UMKM akan terus berproduksi," jelasnya. Selain itu, ia juga menginstruksikan pemerintah daerah untuk menjadikan produk Dekranasda sebagai buah tangan resmi bagi tamu-tamu pemerintah.
Dengan kebijakan ini, diharapkan perputaran uang di masyarakat akan meningkat dan para pengrajin di Aceh dapat merasakan dampak positifnya secara langsung. Langkah-langkah konkret ini menunjukkan keseriusan Pemprov Aceh dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, serta mengurangi ketergantungan pada SDA.
Kesimpulan
Langkah Pj Gubernur Aceh untuk mendorong pengembangan ekonomi industri kreatif merupakan strategi yang tepat dan perlu diapresiasi. Dengan memanfaatkan potensi UMKM dan kekayaan budaya lokal, Aceh berpeluang besar untuk membangun ekonomi yang lebih kuat, mandiri, dan berdaya saing di kancah nasional maupun internasional. Dukungan pemerintah yang konsisten dan terintegrasi sangat penting untuk keberhasilan strategi ini.