Aceh Bidik Swasembada Daging Sapi Lewat Perluasan Pembibitan Sapi Unggul
Pj Gubernur Aceh mendorong perluasan pembibitan sapi unggul khas Aceh untuk mencapai swasembada daging dan mengurangi ketergantungan impor, dengan fokus pengembangan di Kecamatan Pulo Aceh.
![Aceh Bidik Swasembada Daging Sapi Lewat Perluasan Pembibitan Sapi Unggul](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/10/170141.216-aceh-bidik-swasembada-daging-sapi-lewat-perluasan-pembibitan-sapi-unggul-1.jpg)
Banda Aceh, 10 Februari 2024 - Aceh berambisi untuk mencapai swasembada daging sapi. Hal ini disampaikan langsung oleh Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Safrizal ZA, yang menekankan pentingnya perluasan pembibitan sapi unggul khas Aceh. Langkah ini dinilai krusial untuk mengurangi ketergantungan terhadap pasokan daging dari luar daerah.
Perluasan Pembibitan Sapi Unggul di Aceh
Dalam kunjungannya ke Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Indrapuri, Aceh Besar, Senin lalu, Safrizal ZA mengamati langsung proses pengembangan sapi unggul khas Aceh. Ia melihat potensi besar yang dimiliki Aceh dalam sektor peternakan dan menekankan pentingnya kemandirian produksi ternak. "Jika pembibitan sapi unggul ini terus diperluas dan didukung oleh masyarakat, Aceh bisa menjadi daerah mandiri dalam produksi ternak," tegasnya.
BPTU-HPT Indrapuri saat ini telah mengembangkan sekitar 1.500 ekor sapi unggul khas Aceh. Namun, angka ini dianggap masih perlu ditingkatkan mengingat tingginya konsumsi daging sapi di Aceh. "Ini sangat penting untuk memastikan populasi sapi Aceh tetap ada dan berkembang. Apalagi, masyarakat Aceh dikenal sebagai konsumen daging sapi yang tinggi," tambah Safrizal ZA.
Strategi Menuju Swasembada Daging
Pj Gubernur Aceh juga menyampaikan bahwa pemerintah daerah terus berupaya mencapai swasembada ternak untuk menghindari ketergantungan pada impor. Kerja sama dengan Kementerian Pertanian melalui Dirjen Peternakan juga terus dilakukan untuk mendapatkan dukungan dan fasilitas yang dibutuhkan dalam pengembangan sektor peternakan ini. Lebih lanjut, Safrizal ZA mengajak masyarakat untuk berinvestasi di sektor peternakan, melihat potensi ekonomi yang besar bagi masyarakat Aceh.
Pemerintah Aceh juga telah menetapkan Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, sebagai sentra pemurnian dan pemuliaan plasma nutfah sapi Aceh. Wilayah ini, yang terdiri dari Pulau Breuh dan Pulau Nasi, akan difokuskan pada pengembangan sapi Aceh asli, dengan melarang pemeliharaan jenis sapi lain di sana. Sebagai langkah awal, sekitar 20 ekor sapi Aceh akan disiapkan tahun ini sebagai uji coba program pemurnian dan pemuliaan plasma nutfah tersebut.
Potensi Besar Sektor Peternakan Aceh
Safrizal ZA meyakini bahwa sektor peternakan di Aceh memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan secara berkelanjutan. Dengan dukungan pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat, Aceh dapat mewujudkan swasembada ternak sapi. "Jika kita serius mengembangkan ini di setiap daerah, maka swasembada ternak sapi bisa kita wujudkan," tutup Safrizal ZA dengan penuh optimisme. Langkah-langkah strategis ini diharapkan mampu meningkatkan produksi daging sapi di Aceh dan memenuhi kebutuhan masyarakat lokal.
Keberhasilan program ini tidak hanya akan berdampak pada ketahanan pangan Aceh, tetapi juga akan membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat, khususnya di sektor peternakan. Dengan demikian, pengembangan sapi unggul khas Aceh menjadi kunci penting dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat Aceh.