Normalisasi Sungai Amandit: Solusi Tingkatkan Produksi Pangan HSS?
Normalisasi Sungai Amandit di Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pangan daerah melalui perbaikan irigasi dan pencegahan genangan.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Bupati Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan, Syafrudin Noor, pada Kamis (20/3) mengumumkan rencana normalisasi Sungai Amandit Lama dan Sungai Amandit Baru. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pangan di wilayah tersebut, khususnya di Kecamatan Kalumpang dan Kecamatan Simpur yang selama ini terdampak genangan air akibat pendangkalan sungai. Pendangkalan sungai menyebabkan lahan pertanian tidak optimal, sehingga mengurangi hasil panen. Normalisasi diharapkan dapat mengatasi masalah ini dengan melancarkan aliran air.
Pemkab HSS telah berkoordinasi langsung dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III untuk merealisasikan pengerukan sungai. Peninjauan lokasi telah dilakukan untuk memastikan proses pengerukan dapat berjalan lancar dan efektif. Normalisasi sungai ini diharapkan dapat memberikan solusi jangka panjang bagi para petani di HSS.
Selain normalisasi sungai, Pemkab HSS juga kembali mengusulkan pembangunan peninggian Bendungan Amandit kepada pemerintah pusat. Peninggian bendungan ini diharapkan dapat memaksimalkan saluran sekunder dan tersier yang telah dibangun, sehingga irigasi pertanian menjadi lebih permanen dan andal. Dengan demikian, petani tidak lagi bergantung pada sistem tadah hujan dan dapat meningkatkan frekuensi panen.
Normalisasi Sungai Amandit: Harapan Baru Petani HSS
Pendangkalan Sungai Amandit Lama dan Sungai Amandit Baru telah menyebabkan genangan air di lahan pertanian dan perkebunan di beberapa desa di Kecamatan Kalumpang dan Kecamatan Simpur. Hal ini mengakibatkan lahan pertanian tidak dapat dimanfaatkan secara optimal, sehingga mengurangi produktivitas pertanian di wilayah tersebut. "Genangan air tersebut mengakibatkan lahan pertanian yang seharusnya dapat dimanfaatkan tidak bisa optimal untuk dikerjakan para petani," jelas Bupati Syafrudin Noor.
Normalisasi sungai diharapkan dapat mengatasi masalah genangan air yang selama ini menghambat produktivitas pertanian. Dengan lancarnya aliran air, diharapkan lahan pertanian dapat kembali dimanfaatkan secara maksimal. Pengerukan sungai ini merupakan langkah penting untuk meningkatkan produktivitas pangan di HSS.
Setelah BWS Kalimantan III menyelesaikan normalisasi sungai, Pemkab HSS berencana melakukan pengerukan dari sawah ke Sungai Amandit. Langkah ini bertujuan untuk memastikan air dapat mengalir dengan lancar dari sawah ke sungai, sehingga lahan pertanian dapat teraliri dengan baik. Pemkab HSS berkomitmen untuk mendukung penuh program ini demi kesejahteraan para petani.
Peninggian Bendungan Amandit: Investasi Jangka Panjang
Selain normalisasi sungai, Pemkab HSS juga mengusulkan peninggian Bendungan Amandit kepada pemerintah pusat. Bendungan yang ada saat ini belum mampu menahan debit air yang masuk secara maksimal, sehingga saluran sekunder dan tersier belum dapat dimanfaatkan secara optimal. "Kami mengusulkan agar bendungan tersebut dapat ditinggikan, maka apabila ini bisa dilakukan nantinya dapat memaksimalkan saluran sekunder dan tersier yang telah dibangun mengalirkan air ke lahan pertanian di sekitarnya," ujar Bupati Syafrudin.
Peninggian Bendungan Amandit merupakan investasi jangka panjang untuk meningkatkan produktivitas pertanian di HSS. Dengan adanya irigasi yang permanen, petani dapat bercocok tanam lebih dari sekali dalam setahun. Hal ini akan berdampak signifikan terhadap peningkatan produksi pertanian dan pendapatan petani.
Dengan adanya irigasi yang lebih baik, petani tidak lagi bergantung pada sistem tadah hujan yang rentan terhadap perubahan iklim. Sistem irigasi yang permanen akan memberikan kepastian akses air bagi petani, sehingga meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan di HSS.
Program normalisasi sungai dan peninggian bendungan ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani di HSS dan berkontribusi pada peningkatan produksi pangan di Kalimantan Selatan. Kerja sama antara Pemkab HSS dan BWS Kalimantan III, serta dukungan pemerintah pusat, sangat penting untuk keberhasilan program ini.
Dengan terwujudnya program ini, diharapkan petani di HSS dapat meningkatkan hasil panen dan pendapatan mereka, serta berkontribusi pada ketahanan pangan daerah. Normalisasi Sungai Amandit dan peninggian Bendungan Amandit menjadi langkah strategis dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat HSS.