Pemkab Bekasi Gencarkan Normalisasi Sungai di Pebayuran Cegah Banjir
Pemkab Bekasi fokus normalisasi sungai di Pebayuran, Jawa Barat, untuk mencegah banjir dan meningkatkan produktivitas pertanian, terutama setelah penertiban bangunan liar di bantaran sungai.

Pemerintah Kabupaten Bekasi gencar melakukan normalisasi sungai di Kecamatan Pebayuran, Jawa Barat. Upaya ini dilakukan sebagai langkah antisipasi banjir dan penguatan tanggul kritis di wilayah tersebut. Normalisasi sungai juga bertujuan menata bantaran sungai yang selama ini banyak berdiri bangunan liar.
Kepala Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Konstruksi Kabupaten Bekasi, Henri Lincoln, menyatakan bahwa normalisasi sungai di Pebayuran menjadi prioritas. Hal ini disebabkan kondisi sejumlah tanggul di wilayah tersebut dinilai kritis dan rawan jebol saat debit air tinggi. Beliau menambahkan, "Kami memang sedang mengoptimalkan normalisasi sungai, terutama setelah penertiban bangunan liar di bantaran sungai tuntas dikerjakan, termasuk di Pebayuran."
Banjir besar akibat tanggul jebol pernah melanda Pebayuran, bahkan Presiden Joko Widodo sempat meninjau lokasi bencana tersebut. Normalisasi sungai ini diharapkan dapat mencegah terulangnya kejadian serupa dan memberikan rasa aman bagi masyarakat Pebayuran.
Normalisasi Sungai di Lima Titik Kritis
Normalisasi sungai di Kecamatan Pebayuran difokuskan pada lima titik. Dua titik berada di Kali Pesut, sementara satu titik masing-masing berada di Kali Segaran, Kali Camar, dan Kali Bakung. Kelima sungai ini mengalir melewati tujuh desa di Kecamatan Pebayuran: Desa Karangharja, Karangsegar, Karangpatri, Karangreja, Karangjaya, Bantarjaya, dan Desa Bantarsari.
Camat Pebayuran, Hasyim Adnan Adha, menjelaskan bahwa kegiatan normalisasi ini merupakan respons terhadap aspirasi masyarakat, terutama para petani. Pengerukan dan pembersihan sungai diharapkan dapat mengurangi risiko banjir dan memperlancar aliran sungai. Beliau menambahkan, "Normalisasi ini merupakan respons terhadap aspirasi masyarakat terutama para petani. Dengan adanya pembersihan dan pengerukan sungai ini diharapkan dapat mengurangi risiko banjir sekaligus memperlancar aliran sungai."
Pemerintah daerah juga mengapresiasi penertiban bangunan liar di bantaran sungai. Penertiban ini bertujuan mengembalikan fungsi lahan dan menciptakan penataan sempadan sungai yang lebih tertib dan rapi. Hal ini akan berdampak positif pada kelancaran aliran air dan mencegah penyempitan badan sungai.
Dampak Positif bagi Pertanian
Kondisi sempadan sungai yang baik akan berdampak positif pada produktivitas pertanian. Kelancaran aliran air akan meningkatkan kapasitas pasokan air irigasi, sehingga kebutuhan petani dapat tercukupi, terutama saat musim kemarau. Hal ini akan mendorong peningkatan hasil panen petani.
Dengan normalisasi sungai, diharapkan pasokan air irigasi meningkat dan mencukupi kebutuhan petani, terutama selama musim kemarau. "Jadi satu kegiatan yang memiliki dampak luas terutama bagi para petani kita. Mereka bisa memanfaatkan pasokan air untuk bertani bahkan di musim kemarau selain mencegah tanggul jebol saat musim hujan," ujar Camat Pebayuran.
Normalisasi sungai di Pebayuran merupakan upaya komprehensif untuk mencegah banjir, meningkatkan produktivitas pertanian, dan menata lingkungan sungai. Kegiatan ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam melindungi masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan petani.