Pemkab Bekasi Bangun Infrastruktur untuk Minimalisir Bencana Banjir dan Kekeringan
Pemerintah Kabupaten Bekasi membangun berbagai infrastruktur seperti kolam retensi dan sumur resapan untuk mengurangi dampak bencana banjir dan kekeringan serta meningkatkan kualitas drainase.

Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, tengah gencar membangun sejumlah infrastruktur untuk meminimalisir dampak bencana banjir dan kekeringan. Hal ini berdasarkan hasil mitigasi bencana yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi. Pembangunan ini menjadi prioritas utama guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mengurangi kerugian akibat bencana alam.
Kepala Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Konstruksi (SDABMBK) Kabupaten Bekasi, Henri Lincoln, menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur ini meliputi kolam retensi, sumur resapan, dan peningkatan kualitas drainase yang terintegrasi dengan saluran sungai besar. Langkah ini merupakan bagian dari peningkatan indikator kinerja utama dalam pengendalian bencana, khususnya banjir dan kekeringan. "Hasil mitigasi diperlukan pembangunan kolam retensi, sumur resapan serta peningkatan kualitas drainase yang terintegrasi dengan saluran sungai besar," ujar Henri Lincoln di Cikarang, Minggu (18/5).
Pembangunan ini juga sejalan dengan program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Bekasi. Program ini dinilai efektif dalam menangani kondisi kedaruratan bencana. Selain itu, Pemkab Bekasi juga fokus pada normalisasi saluran air sebagai upaya penanganan banjir. "Fokus utama kami adalah mitigasi terhadap bencana banjir dan kekeringan di Kabupaten Bekasi," tambah Henri Lincoln. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sebagian besar dari 23 kecamatan di Kabupaten Bekasi dilalui oleh aliran sungai kecil maupun besar yang bermuara ke pesisir pantai.
Peningkatan Infrastruktur untuk Mitigasi Bencana
Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air pada Dinas SDABMBK Kabupaten Bekasi, Agung Mulya, memaparkan bahwa pihaknya terus melakukan kajian dan perencanaan menyeluruh berdasarkan karakteristik daerah dalam menghadapi potensi banjir. Kajian ini meliputi banjir lokal, kawasan, maupun wilayah. "Pengendalian banjir lokal difokuskan pada lingkungan permukiman dengan membangun drainase vertikal atau sumur resapan. Cara ini mampu mempercepat peresapan air hujan ke tanah dan mengurangi genangan," jelas Agung Mulya.
Agung Mulya juga menekankan pentingnya integrasi sistem drainase di wilayah permukiman dengan sungai besar. Integrasi ini bertujuan agar selokan dapat mengalirkan air dengan baik, terutama saat musim hujan. Pertumbuhan penduduk yang pesat mengakibatkan berkurangnya area resapan air. Oleh karena itu, pembangunan sumur resapan di beberapa wilayah dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya serapan air di lingkungan tempat tinggal menjadi prioritas.
Pembangunan kolam retensi dioptimalkan di wilayah selatan sebagai tempat penampungan air sementara sebelum dialirkan ke saluran pembuang. Perbaikan tanggul kritis juga menjadi prioritas. "Tahun ini kami juga melakukan perbaikan di sejumlah titik tanggul kritis. Kami memiliki delapan unit pompa air berkapasitas besar yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk menyedot air ke saluran pembuang dalam kondisi banjir maupun kekeringan," tambahnya.
Untuk tahun depan, Pemkab Bekasi akan fokus pada penguatan sistem irigasi dan pengendalian banjir serta kekeringan. Langkah-langkah ini diharapkan mampu mengurangi dampak bencana dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bekasi. Pembangunan infrastruktur ini merupakan bukti nyata komitmen Pemkab Bekasi dalam melindungi warganya dari ancaman bencana alam.
Kesimpulan: Pembangunan infrastruktur oleh Pemkab Bekasi merupakan langkah strategis dalam menghadapi potensi bencana banjir dan kekeringan. Dengan membangun kolam retensi, sumur resapan, memperbaiki drainase, dan menormalisasi saluran air, diharapkan dampak bencana dapat diminimalisir dan kesejahteraan masyarakat meningkat.