NTB Bangun Ekosistem Pariwisata Terintegrasi: Upaya Menghidupkan Destinasi Lama dan Baru
Pemprov NTB membangun ekosistem pariwisata terintegrasi untuk menghubungkan destinasi unggulan, meningkatkan kunjungan wisatawan, dan mendorong pertumbuhan sektor perhotelan.

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tengah gencar membangun ekosistem pariwisata yang saling terhubung. Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan pengalaman wisata yang lebih nyaman dan mudah bagi para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Langkah ini diyakini mampu mengatasi permasalahan yang selama ini terjadi, di mana destinasi wisata baru justru mematikan destinasi lama karena kurangnya konektivitas.
Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, menjelaskan bahwa pembangunan ekosistem pariwisata terintegrasi ini mencakup berbagai aspek, mulai dari aksesibilitas dan fasilitas hingga kesiapan sumber daya manusia. "Kami harus membangun ekosistem yang solid," tegas Gubernur Iqbal dalam keterangan pers di Mataram, Minggu lalu. Ia menekankan pentingnya konektivitas antar destinasi wisata di NTB, seperti Tetebatu (Lombok Timur), Mandalika (Lombok Tengah), dan Gili (Lombok Utara), yang selama ini masih terisolasi satu sama lain.
Dengan terhubungnya destinasi-destinasi tersebut, diharapkan wisatawan dapat dengan mudah menjelajahi berbagai keindahan NTB tanpa hambatan. Hal ini diyakini akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan pada akhirnya akan berdampak positif pada perekonomian daerah. Inovasi ini juga bertujuan untuk memberikan pengalaman pariwisata yang lebih berkesan dan menyeluruh bagi para pengunjung.
Interkonektivitas Destinasi Wisata NTB
Salah satu fokus utama pembangunan ekosistem pariwisata terintegrasi adalah interkonektivitas antar destinasi. Gubernur Iqbal menjelaskan bahwa selama ini, perkembangan destinasi wisata baru seringkali berdampak negatif pada destinasi wisata lama. Destinasi lama menjadi kurang diminati karena kurangnya aksesibilitas dan promosi yang memadai. Dengan membangun interkonektivitas, diharapkan destinasi wisata lama dapat kembali bergairah dan berkembang.
Pemprov NTB menyadari pentingnya peran sektor perhotelan dalam mendukung pengembangan pariwisata. Hotel bukan hanya sekadar tempat menginap, tetapi juga bagian integral dari pengalaman wisata. Oleh karena itu, Pemprov NTB berkomitmen untuk meningkatkan kualitas sektor perhotelan melalui berbagai program peningkatan layanan dan inovasi.
Salah satu program yang akan dijalankan adalah pengembangan sektor meeting, incentives, conventions, and exhibitions (MICE) pada semester kedua tahun 2025. Program ini diharapkan dapat meningkatkan okupansi hotel dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor pariwisata.
Ketua Umum Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA), I Gede Arya Pering Arimbawa, menyambut baik inisiatif Pemprov NTB ini. IHGMA siap berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk meningkatkan standar layanan dan menciptakan inovasi dalam industri perhotelan. "Kami siap berkolaborasi membangun ekosistem pariwisata yang lebih kuat," ujar Gede.
Meningkatkan Okupansi Hotel dan Durasi Kunjungan
Data dari Dinas Pariwisata NTB menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2024, jumlah kunjungan wisatawan mencapai 3,65 juta orang, terdiri dari 3,22 juta wisatawan domestik dan 431.532 wisatawan mancanegara. Namun, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata lama menginap wisatawan di NTB masih di bawah dua hari. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Pemprov NTB untuk meningkatkan durasi kunjungan wisatawan.
Dengan membangun ekosistem pariwisata yang terintegrasi, diharapkan wisatawan dapat menghabiskan lebih banyak waktu di NTB dan menjelajahi lebih banyak destinasi wisata. Hal ini akan berdampak positif pada peningkatan pendapatan masyarakat lokal dan pertumbuhan ekonomi daerah. Pemprov NTB berharap dengan terintegrasinya destinasi wisata, akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan lama tinggal mereka di NTB.
Program-program yang akan dijalankan oleh Pemprov NTB diharapkan dapat meningkatkan daya tarik NTB sebagai destinasi wisata unggulan di Indonesia. Dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, NTB siap menyambut masa depan pariwisata yang lebih cerah.
Pembangunan ekosistem pariwisata ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian NTB, khususnya bagi masyarakat lokal yang terlibat langsung dalam industri pariwisata. Hal ini juga akan meningkatkan citra NTB sebagai destinasi wisata yang ramah dan nyaman bagi wisatawan.
Kesimpulan
Pembangunan ekosistem pariwisata terintegrasi di NTB merupakan langkah strategis untuk meningkatkan daya saing sektor pariwisata daerah. Dengan menghubungkan berbagai destinasi unggulan dan meningkatkan kualitas layanan, NTB siap untuk menarik lebih banyak wisatawan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.