NTB Terancam Gempa Magnitudo 8,0: BNPB Tekankan Pentingnya Kesiapsiagaan Bencana
BNPB mengingatkan potensi gempa magnitudo 8,0 di NTB dan menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana melalui simulasi evakuasi dan rencana tanggap darurat keluarga.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan peringatan serius terkait potensi gempa bumi dahsyat yang dapat melanda Nusa Tenggara Barat (NTB). Wilayah ini, yang diapit oleh dua lempeng bumi, berpotensi mengalami gempa bumi dengan magnitudo hingga 8,0. Peringatan ini disampaikan langsung oleh Kepala BNPB, Suharyanto, dalam peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2025 di Mataram, NTB.
Suharyanto menekankan bahwa prediksi pasti mengenai gempa bumi dan tsunami masih menjadi tantangan ilmiah. Oleh karena itu, kesiapsiagaan bencana menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya BNPB semata. "Karena gempa bumi dan tsunami secara ilmiah, belum bisa diprediksi terjadi. Untuk itu, kebencanaan adalah urusan bersama, bukan hanya BNPB," tegas Suharyanto.
Menghadapi potensi bencana dahsyat ini, BNPB mengajak masyarakat NTB untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Langkah-langkah konkret yang diusulkan meliputi simulasi evakuasi mandiri, penyusunan rencana tanggap darurat keluarga, identifikasi risiko bencana di lingkungan sekitar, dan penguatan jejaring komunitas tangguh bencana.
Pentingnya Kesiapsiagaan Masyarakat NTB
Dalam peringatan HKB 2025, BNPB juga menyoroti pentingnya regulasi yang mendukung sistem penanganan bencana terintegrasi. Rancangan undang-undang baru tengah disiapkan untuk memperkuat koordinasi dan kolaborasi dalam manajemen bencana, mulai dari tahap pencegahan hingga rehabilitasi. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas penanggulangan bencana di seluruh Indonesia.
Suharyanto juga menjelaskan pentingnya peran kelembagaan, khususnya BNPB, dalam mengkoordinasikan upaya penanggulangan bencana dari tingkat pusat hingga daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Regulasi yang ada saat ini, UU Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, akan diperkuat dengan regulasi baru ini.
Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, turut memberikan sambutan dan menyatakan dukungan penuh terhadap upaya peningkatan kesiapsiagaan bencana di daerahnya. Ia mengakui potensi bencana di NTB dan menekankan perlunya rencana kontinjensi yang matang untuk berbagai skenario bencana. Kerja sama yang erat dengan BNPB pusat juga akan terus ditingkatkan untuk memperkuat mitigasi bencana di kawasan timur Indonesia.
Simulasi dan Upaya Mitigasi Bencana
Peringatan HKB 2025 di NTB mengambil tema "Siap untuk Selamat". Acara ini ditandai dengan bunyi sirine secara serentak di seluruh Indonesia, yang dipimpin langsung oleh Kepala BNPB dan Gubernur NTB. Selain itu, berbagai kegiatan lain juga dilakukan, termasuk simulasi kesiapsiagaan dan evakuasi di berbagai kabupaten/kota di NTB.
Simulasi evakuasi ini bertujuan untuk melatih masyarakat dalam menghadapi situasi darurat gempa bumi dan tsunami. Kegiatan ini juga diikuti oleh berbagai pihak, termasuk para penyandang disabilitas, dan berhasil memecahkan rekor MURI. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dan masyarakat NTB dalam meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana.
Dengan adanya potensi gempa bumi magnitudo 8,0, BNPB berharap masyarakat NTB dapat meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Upaya mitigasi bencana yang terintegrasi dan kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait sangat penting untuk meminimalkan dampak bencana dan melindungi masyarakat NTB.
Peringatan HKB 2025 ini menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat Indonesia, khususnya di NTB, dalam menghadapi potensi bencana alam yang mengancam. Dengan kesiapsiagaan yang memadai, diharapkan dampak bencana dapat diminimalisir dan masyarakat dapat selamat.