OJK Sulteng Edukasi 16.700 Warga Soal Literasi Keuangan di 2024
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tengah telah memberikan edukasi literasi keuangan kepada 16.700 orang di berbagai kalangan sepanjang tahun 2024, termasuk upaya pencegahan jerat pinjaman online ilegal.
![OJK Sulteng Edukasi 16.700 Warga Soal Literasi Keuangan di 2024](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/02/150031.538-ojk-sulteng-edukasi-16700-warga-soal-literasi-keuangan-di-2024-1.jpg)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tengah (Sulteng) gencar meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Sepanjang 2024, mereka telah memberikan edukasi kepada 16.700 warga Sulteng melalui 104 kegiatan. Sasarannya beragam, mulai dari pelajar dan mahasiswa hingga petani, nelayan, ibu rumah tangga, dan penyandang disabilitas. Kepala OJK Sulteng, Bonny Hardi Putra, menyampaikan hal ini di Palu pada Minggu lalu.
Mengapa edukasi keuangan penting? Menurut Bonny, edukasi ini krusial untuk melindungi masyarakat dari jebakan pinjaman online ilegal dan investasi bodong. Dengan pemahaman keuangan yang baik, masyarakat dapat lebih bijak dalam mengelola keuangan dan menghindari penipuan. Program ini juga sejalan dengan komitmen OJK dalam pemerataan ekonomi dan peningkatan inklusi keuangan di Sulteng.
Bagaimana OJK Sulteng melaksanakan edukasi? Mereka berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan berbagai pemangku kepentingan. Edukasi disampaikan melalui beragam metode dan disesuaikan dengan karakteristik masing-masing kelompok sasaran. Kerja sama ini dinilai efektif untuk menjangkau lebih banyak masyarakat dan memberikan pemahaman yang komprehensif.
Selain edukasi, OJK Sulteng juga aktif melayani masyarakat. Pada 2024, mereka menerima 1.256 layanan konsumen, meliputi pengaduan, informasi, dan penerimaan informasi. Sekitar 643 layanan terkait perbankan, 441 layanan terkait perusahaan pembiayaan, dan sisanya tersebar di sektor asuransi, pegadaian, fintech, dan lembaga jasa keuangan lainnya. Layanan informasi debitur melalui Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) juga mencapai 10.214 permohonan.
Imbauan kepada masyarakat tetap menjadi fokus OJK. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap penawaran pekerjaan paruh waktu yang mencurigakan, pinjaman online ilegal, dan investasi yang tidak masuk akal. OJK menekankan pentingnya mengecek legalitas entitas yang menawarkan produk atau layanan keuangan sebelum terlibat di dalamnya.
Kesimpulannya, upaya OJK Sulteng dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan patut diapresiasi. Edukasi yang masif dan layanan konsumen yang responsif berkontribusi dalam melindungi masyarakat dari praktik keuangan yang merugikan serta mendorong pengelolaan keuangan yang lebih sehat.