OKI Kecam Rencana Relokasi Warga Palestina dari Jalur Gaza
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menolak keras rencana relokasi warga Palestina dari Jalur Gaza yang diajukan oleh Presiden AS Donald Trump, menyebutnya sebagai pelanggaran hukum internasional.

Ankara, 28 Januari 2024 - Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dengan tegas menolak rencana kontroversial pemindahan warga Palestina dari Jalur Gaza. Pernyataan penolakan ini menyusul pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menyerukan 'pembersihan' Jalur Gaza dan relokasi penduduknya ke Yordania dan Mesir.
Pernyataan Trump yang kontroversial muncul setelah konflik memilukan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang telah menewaskan lebih dari 47.000 warga Palestina dan mengakibatkan kerusakan besar-besaran. Rencana relokasi ini dinilai OKI sebagai sebuah langkah yang tidak manusiawi dan melanggar hukum internasional.
OKI menyatakan bahwa rencana tersebut merupakan 'pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan resolusi PBB yang relevan'. Organisasi internasional ini kembali mendesak penarikan penuh pasukan Israel, pengiriman bantuan kemanusiaan yang memadai ke Gaza, dan dukungan bagi warga yang mengungsi untuk kembali ke rumah mereka.
Dalam pernyataannya, OKI juga menekankan pentingnya pemerintah Palestina untuk menjalankan tanggung jawabnya dalam menjaga persatuan wilayah Palestina, termasuk Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur. OKI menyerukan bantuan darurat, pemulihan ekonomi, dan rekonstruksi di Jalur Gaza, serta menegaskan kembali dukungan penuh terhadap hak rakyat Palestina atas tanah dan situs suci mereka.
Selain itu, OKI mendesak komunitas internasional untuk mengambil peran aktif dalam mewujudkan solusi dua negara untuk mengakhiri pendudukan Israel yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Langkah ini dianggap sebagai solusi yang adil dan berkelanjutan bagi konflik tersebut. Penting untuk diingat bahwa usulan Trump muncul sepekan setelah kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan di Gaza mulai berlaku pada 19 Januari. Baik Yordania maupun Mesir juga telah menolak rencana kontroversial tersebut.
Sikap tegas OKI ini menunjukkan keprihatinan mendalam terhadap nasib warga Palestina dan desakan kuat akan penghormatan terhadap hukum internasional. Peristiwa ini menjadi sorotan penting bagi komunitas internasional untuk bersama-sama mencari solusi damai dan adil bagi konflik yang berkepanjangan di Palestina.
Sumber: Anadolu