Okupansi Hotel di Jatim Naik 10 Persen Saat Libur Panjang Akhir Januari
PHRI Jatim memprediksi peningkatan okupansi hotel hingga 10 persen selama libur panjang akhir Januari 2025, didorong libur Isra Miraj dan Imlek, meski daya beli masyarakat masih lesu setelah libur akhir tahun.

Libur panjang akhir Januari 2025 diprediksi akan mendongkrak okupansi hotel di Jawa Timur hingga 10 persen. Hal ini disampaikan oleh Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur, Dwi Cahyono, dalam wawancara telepon dengan ANTARA pada Rabu, 22 Januari 2025. Kenaikan ini cukup signifikan mengingat tingkat hunian hotel di Jawa Timur biasanya hanya sekitar 30-40 persen di bulan Januari.
Faktor Pendorong dan Penghalang
Dwi Cahyono menjelaskan, peningkatan ini didorong oleh adanya libur Isra Miraj dan Tahun Baru Imlek. Kedua perayaan ini diyakini akan meningkatkan minat masyarakat untuk berwisata dan menginap di hotel. Saat ini, tingkat okupansi hotel di Jawa Timur telah mencapai rata-rata 40 persen, sementara di Surabaya sendiri berada di angka 30 persen.
Namun, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan. Daya beli masyarakat dinilai masih rendah setelah menghabiskan banyak uang selama libur akhir tahun dan perayaan Tahun Baru 2024. Konsumen cenderung lebih berhati-hati dalam merencanakan liburan dan pengeluaran mereka. Selain itu, faktor cuaca juga turut memengaruhi keputusan masyarakat untuk berlibur dan menginap di hotel.
Meskipun demikian, tradisi berkumpul keluarga saat Imlek tetap menjadi daya tarik tersendiri. Hal ini diperkirakan akan berdampak positif pada sektor food and beverage (FnB), khususnya restoran-restoran yang menyajikan menu Imlek. PHRI Jatim memprediksi peningkatan yang signifikan pada bisnis FnB selama periode tersebut, terutama restoran Chinese, baik yang berada di dalam maupun di luar hotel.
Strategi Meningkatkan Okupansi
Menanggapi hal ini, PHRI Jatim mendorong pelaku bisnis hotel dan FnB untuk memanfaatkan momentum libur panjang dengan menggencarkan promosi menarik. Promosi gencar diharapkan mampu menarik minat wisatawan dan meningkatkan okupansi hotel yang masih relatif rendah di awal tahun. Upaya ini diharapkan mampu mengimbangi dampak dari lesunya daya beli masyarakat.
"Harus digencarkan promo-promo yang dapat menarik pengunjung," tegas Dwi Cahyono. Ia menambahkan bahwa banyak hotel sudah mulai gencar melakukan promosi sejak Desember 2024 lalu sebagai upaya antisipasi.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, PHRI Jawa Timur memprediksi peningkatan okupansi hotel sebesar 10 persen selama libur panjang akhir Januari 2025. Meskipun daya beli masyarakat masih rendah, libur Isra Miraj dan Imlek serta promosi yang gencar diharapkan mampu mendongkrak tingkat hunian hotel di Jawa Timur. Sektor FnB juga diprediksi akan mengalami peningkatan yang signifikan, terutama restoran-restoran yang menyajikan menu Imlek.