Okupansi Hotel Kulon Progo Capai 100 Persen Selama Libur Isra Miraj dan Imlek
Libur panjang Isra Miraj dan Imlek di Kulon Progo, Yogyakarta, sukses meningkatkan okupansi sektor perhotelan hingga 100 persen, melampaui capaian libur Natal dan Tahun Baru.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kulon Progo, Sumantoyo, mengumumkan kabar gembira: okupansi hotel di Kulon Progo mencapai 100 persen selama libur panjang Isra Miraj dan Tahun Baru Imlek. Semua kamar hotel terisi penuh sejak tanggal 25 Januari 2025. Kabar baik ini tentu menjadi angin segar bagi sektor pariwisata daerah tersebut.
Tingkat okupansi ini jauh melampaui capaian libur Natal dan Tahun Baru yang lalu, dimana hanya mencapai sekitar 50 persen. Sumantoyo menyebut peningkatan ini sebagai respon positif yang perlu menjadi catatan dan evaluasi bagi para pengelola hotel dan restoran di Kulon Progo untuk menjaga kestabilan okupansi ke depannya. Ia berharap tren positif ini berlanjut hingga libur Lebaran mendatang.
Meskipun okupansi restoran juga tinggi, angka persentasenya belum dapat dipastikan. Yang menarik, peningkatan kunjungan wisatawan ke Kulon Progo tidak signifikan, menurut Sumantoyo. Tamu hotel yang menginap pun sudah melakukan reservasi jauh-jauh hari, bukan merupakan limpahan dari Yogyakarta yang hotelnya juga ramai selama periode tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo, Joko Mursito, menambahkan bahwa tidak ada persiapan khusus yang dilakukan untuk libur panjang ini karena kondisinya berbeda dengan libur Idul Fitri atau libur Natal dan Tahun Baru. Hal ini menunjukkan bahwa daya tarik wisata Kulon Progo sudah cukup kuat untuk menarik wisatawan tanpa perlu event khusus.
Keberhasilan ini menunjukkan potensi besar sektor pariwisata Kulon Progo. Tingkat okupansi hotel yang penuh selama libur panjang ini mengindikasikan adanya peningkatan permintaan akomodasi. Ini merupakan sinyal positif yang perlu dijaga dan ditingkatkan melalui strategi promosi dan pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan. Data ini juga bisa menjadi tolok ukur bagi pemerintah daerah untuk perencanaan pengembangan pariwisata di masa mendatang.
Ke depannya, PHRI Kulon Progo akan terus memantau dan mengevaluasi perkembangan sektor perhotelan dan restoran. Kerja sama antara pemerintah daerah, PHRI, dan para pelaku usaha pariwisata sangat krusial dalam menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan serta menarik lebih banyak wisatawan ke Kulon Progo. Hal ini untuk memastikan keberlanjutan kesuksesan pariwisata di daerah tersebut.
Dengan capaian positif ini, Kulon Progo dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengelola sektor pariwisata. Strategi yang tepat dan kerja sama yang baik antar pemangku kepentingan terbukti mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat melalui sektor pariwisata.