Libur Panjang Dongkrak Okupansi Hotel di Serang hingga 100 Persen
Okupansi hotel di Kabupaten Serang, Banten, meningkat signifikan hingga 100 persen selama libur Isra Mikraj, cuti bersama, dan Tahun Baru Imlek 2025, didorong libur panjang dan promo menarik.

Libur panjang Isra Mikraj, cuti bersama, dan Tahun Baru Imlek 2025 sukses mendongkrak okupansi hotel di Kabupaten Serang, Banten. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Serang, Yurlena Rachman, melaporkan peningkatan signifikan pada periode Sabtu (25/1) hingga Selasa (28/1).
Okupansi hotel di Serang mencapai rata-rata 90 hingga 100 persen selama empat hari tersebut. Angka ini jauh melampaui okupansi pada libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 yang hanya berkisar 50 hingga 60 persen. Peningkatan ini cukup signifikan dan memberikan dampak positif bagi sektor pariwisata Serang.
Apa yang menyebabkan lonjakan okupansi ini? Yurlena menjelaskan, faktor utama adalah lamanya waktu libur yang memungkinkan masyarakat untuk berlibur lebih lama. Selain itu, beragam promo menarik yang ditawarkan oleh pengelola hotel juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Tidak hanya itu, restoran dan hotel juga turut memeriahkan suasana dengan dekorasi bernuansa Tahun Baru Imlek. Dekorasi khas Imlek, seperti ornamen ular (melambangkan shio tahun ini) dan warna merah-emas yang identik dengan keberuntungan, menambah semarak suasana liburan.
Mayoritas pengunjung hotel adalah keluarga yang menghabiskan waktu liburan di Pantai Anyer. Mereka datang dari berbagai daerah, terutama Jabodetabek (Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bogor). Hal ini menunjukkan daya tarik Pantai Anyer sebagai destinasi wisata favorit tetap tinggi.
Pantai Anyer memang memiliki daya tarik tersendiri yang mampu menarik minat wisatawan domestik. Keindahan alam, berbagai aktivitas wisata yang ditawarkan, serta aksesibilitas yang relatif mudah menjadi beberapa faktor pendukungnya. Keberhasilan ini tentu menjadi kabar baik bagi pelaku usaha perhotelan di Serang.
Kesimpulannya, libur panjang dan strategi pemasaran yang tepat terbukti efektif meningkatkan okupansi hotel di Serang. Hal ini menunjukkan potensi besar sektor pariwisata di daerah tersebut dan pentingnya pengelolaan strategi promosi yang berkelanjutan untuk menarik lebih banyak wisatawan.