Optimisme Surplus Ekspor RI ke AS di Era Trump Kedua
Pemerintah Indonesia optimis ekspor ke AS tetap surplus meskipun Donald Trump kembali menjadi presiden, namun tetap waspada terhadap potensi perubahan kebijakan tarif dan investasi.

Ekspor Indonesia ke AS Tetap Surplus? Pemerintah Indonesia optimistis ekspor ke Amerika Serikat (AS) akan tetap mencatatkan surplus meski Donald Trump kembali menjabat sebagai presiden. Hal ini disampaikan Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, berdasarkan pengalaman positif perdagangan Indonesia-AS selama periode pertama kepemimpinan Trump. Susiwijono menekankan peningkatan nilai perdagangan bilateral pada periode tersebut sebagai bukti optimisme ini.
Data Perdagangan dan Potensi Tantangan Nilai perdagangan Indonesia-AS tercatat cukup signifikan. Pada Oktober 2024 mencapai USD 13,55 miliar, dan USD 34,5 miliar di Agustus 2024. Meskipun optimis, Susiwijono mengingatkan potensi tantangan, terutama kebijakan tarif AS yang berpotensi berdampak pada China dan kebijakan tarif serta subsidi kendaraan listrik (EV) yang mungkin akan diterapkan Trump. Hal ini berpotensi mempengaruhi industri EV dan otomotif Indonesia.
Strategi Pemerintah dan Antisipasi Risiko Pemerintah tengah menyusun strategi untuk tetap menarik investasi di tengah ketidakpastian kebijakan AS. Diskusi dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Luar Negeri, dilakukan untuk mengurangi dampak negatif kebijakan AS. Pemerintah juga menyadari potensi pengaruh kebijakan tarif terhadap arus modal global dan imbal hasil investasi. Langkah Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan (BI-Rate) menjadi 5,75 persen diharapkan dapat mendorong stabilitas investasi dan mengantisipasi potensi outflow. Susiwijono menekankan pentingnya antisipasi di sektor riil untuk menjaga stabilitas ekonomi.
Pandangan Ahli: Pendekatan Hati-Hati namun Strategis Wakil Direktur LPEM FEB UI, Jahen Fachrul Rezki, menyarankan pemerintah mengadopsi pendekatan yang hati-hati namun strategis. Pemerintah perlu mampu menavigasi kebijakan perdagangan dan investasi AS di bawah kepemimpinan Trump. Laporan US-ASEAN Business Council Sector Overview Report 2024 diharapkan dapat membantu pemerintah merumuskan respons yang tepat terhadap potensi tantangan di era Trump kedua, dan memastikan kepercayaan diri dalam menghadapi pemerintahan Trump selanjutnya.
Kesimpulan Meskipun pemerintah optimistis, potensi perubahan kebijakan di era Trump kedua perlu diantisipasi. Strategi yang cermat, kolaborasi antar kementerian, serta langkah proaktif dari Bank Indonesia menjadi kunci untuk menjaga surplus ekspor Indonesia ke AS dan daya tarik investasi.