Ozi Syahputra: Faktor Mistis di Balik Popularitas Film Horor Indonesia
Aktor Ozi Syahputra mengungkapkan faktor budaya dan kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap hal-hal mistis sebagai kunci kesuksesan film horor Tanah Air, didukung data jumlah penonton film horor yang jauh melampaui genre lainnya.

Aktor Fauzi Syahputra, atau yang lebih dikenal sebagai Ozi Syahputra, baru-baru ini memberikan pandangan menarik seputar kesuksesan film horor di Indonesia. Dalam kunjungannya ke ANTARA Heritage Center di Jakarta Pusat untuk mempromosikan film terbarunya, "Setan Botak Di Jembatan Ancol", Ozi mengungkapkan bahwa minat tinggi masyarakat terhadap genre horor tak lepas dari budaya dan kepercayaan yang sudah mendarah daging.
Faktor Budaya dan Kepercayaan
Ozi, yang namanya melejit lewat film horor "Si Manis Jembatan Ancol", menjelaskan, "Dari nenek moyang kita, sudah senang yang berbau-bau mistis." Ia menambahkan bahwa kepercayaan dan pengalaman mistis masih melekat erat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Contohnya, kebiasaan membunyikan klakson saat melewati jembatan tertentu atau pantangan tertentu bagi anak perempuan di depan pintu. Hal-hal ini, menurutnya, menciptakan relevansi antara film horor dan kehidupan nyata penonton.
"Kehidupan kita sehari-hari juga tidak luput dari masalah mistik. Misalnya, eh kalau lewat jembatan mesti hidupin klakson, enggak boleh anak gadis di depan pintu. Itu kan masih dipercayain," katanya. Relevansi inilah yang membuat film horor tetap menjadi pilihan utama hiburan bagi banyak orang Indonesia.
Lebih lanjut, Ozi menekankan bahwa faktor ini yang membuat film horor tetap menjadi primadona di Indonesia, dan juga menjadi hiburan yang digemari banyak kalangan. Bukan hanya sekadar hiburan, film horor seakan menjadi cerminan budaya dan kepercayaan yang masih kuat di masyarakat Indonesia.
Data Menunjukkan Dominasi Film Horor
Data dari Badan Perfilman Indonesia (BPI) tahun 2022 memperkuat pernyataan Ozi. Tercatat, film horor berhasil menarik 32 juta penonton. Angka ini jauh melampaui jumlah penonton film genre drama (9,3 juta), laga (5,6 juta), komedi (4,9 juta), dan romansa (2,2 juta). Dominasi film horor semakin terlihat jelas.
Tren ini berlanjut hingga tahun 2024. Beberapa film horor laris sepanjang tahun 2024 antara lain 'Agak Laen' (9,12 juta penonton), 'Vina: Sebelum 7 Hari' (5,81 juta penonton), dan 'Kang Mak from Pee Mak' (lebih dari empat juta penonton). Keberhasilan film-film ini semakin mengukuhkan posisi film horor sebagai genre paling populer di Indonesia.
Kesimpulan
Popularitas film horor di Indonesia bukan sekadar tren sesaat. Ozi Syahputra berhasil menyoroti akar budaya dan kepercayaan masyarakat sebagai faktor utama kesuksesannya. Data jumlah penonton yang signifikan juga menunjukkan bahwa film horor telah menjadi bagian tak terpisahkan dari industri perfilman Indonesia. Ke depan, menarik untuk melihat bagaimana para sineas akan terus mengeksplorasi tema dan cerita horor yang relevan dengan budaya dan kepercayaan masyarakat Indonesia.