Pabrik China Berminat Relokasi ke KEK Kendal, Investasi Tembus Rp86 Triliun
Sejumlah pengusaha China tertarik relokasi pabrik ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Jawa Tengah, didorong kebijakan AS dan daya tarik investasi di Indonesia.

Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza membenarkan ketertarikan investor asal China untuk merelokasi pabrik mereka ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Jawa Tengah. Hal ini diungkapkannya usai menghadiri Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Pertumbuhan Ekonomi di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (27/2). Keputusan ini didorong oleh kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang memberlakukan bea masuk tinggi terhadap barang-barang asal China, serta daya tarik investasi yang ditawarkan Indonesia.
Faisol Riza menyatakan bahwa beberapa perusahaan China telah mulai menjajaki beberapa kawasan industri di Jawa Tengah, termasuk KEK Kendal. "Iya, beberapa sudah mulai menjajaki di beberapa kawasan industri. Saya kira mereka mention ke beberapa kawasan industri, terutama di Jawa Tengah," kata Faisol. KEK Kendal sendiri telah menyiapkan area seluas 1.200 hektare untuk pengembangan tahap kedua, menindaklanjuti kesuksesan tahap pertama yang telah terisi 90 persen.
Direktur Eksekutif KEK Kendal, Juliani Kusumaningrum, menjelaskan bahwa fase pertama seluas 1.000 hektare telah hampir penuh. Sisa 10 persen akan digunakan untuk melengkapi fasilitas pendukung, seperti area residensial dan komersial. Sampai akhir 2024, KEK Kendal telah menjadi rumah bagi 42 perusahaan dengan total nilai investasi mencapai Rp86 triliun. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah dengan adanya perusahaan-perusahaan yang masih dalam tahap pembangunan dan direncanakan beroperasi pada tahun 2025.
Investasi dan Penyerapan Tenaga Kerja di KEK Kendal
Mayoritas perusahaan yang beroperasi di KEK Kendal merupakan penanaman modal asing (PMA), dengan sisanya sebesar 26 persen merupakan penanaman modal dalam negeri (PMDN). Proyeksi nilai investasi pada fase kedua pengembangan kawasan diperkirakan akan lebih besar daripada fase pertama. Hal ini sejalan dengan potensi peningkatan penyerapan tenaga kerja. Pada fase pertama, KEK Kendal telah menyerap sekitar 200 ribu tenaga kerja, dan diperkirakan angka serupa akan tercapai pada fase kedua.
KEK Kendal, yang telah beroperasi sejak 2016 dan ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus sejak 2019, menawarkan berbagai insentif dan kemudahan bagi investor. Status KEK ini memberikan nilai tambah bagi para investor untuk menanamkan modal mereka di Indonesia. Fasilitas dan infrastruktur yang memadai, serta dukungan pemerintah, menjadi daya tarik utama bagi investor asing, termasuk dari China.
Dengan adanya relokasi pabrik dari China ke KEK Kendal, Indonesia berpotensi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global. Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk menarik investasi asing dan menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
- Investasi di KEK Kendal hingga akhir 2024 mencapai Rp86 triliun.
- Luas area pengembangan tahap kedua KEK Kendal mencapai 1.200 hektare.
- Sekitar 200 ribu tenaga kerja telah terserap di fase pertama KEK Kendal.
Relokasi pabrik-pabrik dari China ke Indonesia, khususnya di KEK Kendal, menandakan kepercayaan investor terhadap iklim investasi di Indonesia. Keberhasilan ini diharapkan dapat mendorong masuknya investasi lebih banyak lagi di masa mendatang dan berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.