Parkir Liar di Jakarta: Rp600 Miliar PAD Bocor, Sistem Harus Segera 'Klir'
Maraknya parkir liar di Jakarta membuat Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor parkir bocor hingga Rp600 miliar; sistem perparkiran yang amburadul harus segera dibenahi.

Seorang warga mengeluhkan biaya parkir Rp60.000 di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang dianggap terlalu mahal. Kejadian ini bukanlah yang pertama; praktik pungutan liar oleh juru parkir liar marak terjadi di berbagai lokasi di Jakarta, seperti Kawasan Masjid Istiqlal dan Monas. Modus yang digunakan beragam, termasuk pembagian uang hasil pungutan liar antara juru parkir, calo, dan 'penguasa' kawasan.
Praktik ini menyebabkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) DKI Jakarta dari sektor parkir mengalami kebocoran yang signifikan. Anggota Pansus Perparkiran DPRD DKI Jakarta memperkirakan potensi PAD dari sektor parkir di jalan mencapai Rp600 miliar, namun angka tersebut tidak terealisasi akibat praktik-praktik ilegal tersebut.
Kerusakan mesin Terminal Parkir Elektronik (TPE) juga berkontribusi terhadap penurunan pendapatan parkir. Dari 201 TPE yang tersebar di Jakarta, hanya 64 yang berfungsi, mengakibatkan pendapatan parkir turun drastis dari Rp18 miliar pada 2017 menjadi Rp8,9 miliar pada 2024. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya perbaikan infrastruktur dan teknologi dalam pengelolaan parkir.
Penertiban Parkir Liar dan Optimalisasi PAD
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melakukan razia besar-besaran untuk menertibkan juru parkir liar, namun hasilnya belum optimal. Razia yang dilakukan setelah beredarnya video viral terkait juru parkir liar di Kawasan Masjid Istiqlal yang mematok tarif hingga Rp150.000, nyatanya tidak memberikan efek jera.
Minimarket, toko, dan tempat umum lainnya masih menjadi lahan parkir liar. Hal ini menunjukkan perlunya pengawasan yang lebih ketat dan penegakan hukum yang tegas terhadap para pelaku pungli. Selain itu, perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang tarif parkir resmi dan tata cara pelaporan jika menemukan pungutan liar.
Anggota Pansus Perparkiran menekankan perlunya perbaikan sistem perparkiran untuk memaksimalkan PAD. Mereka menemukan masih maraknya parkir liar di Jakarta yang memakan bahu jalan, dan dana parkir yang ditarik dari masyarakat tidak masuk ke PAD. Oleh karena itu, perbaikan sistem menjadi sangat krusial.
Analisis Kerusakan TPE dan Penurunan Pendapatan
- Jakarta Pusat: 62 unit TPE, 23 aktif, 39 rusak
- Jakarta Barat: 74 unit TPE, 19 aktif, 55 rusak
- Jakarta Selatan: 49 unit TPE, 18 aktif, 31 rusak
- Jakarta Timur: 16 unit TPE, 4 aktif, 12 rusak
- Jakarta Utara: Tidak ada TPE yang terpasang
Kerusakan TPE yang meluas menyebabkan pendapatan parkir di tepi jalan terus menurun. Pendapatan yang dulunya mencapai angka miliaran rupiah kini hanya tinggal sebagian kecil. Hal ini menunjukkan perlunya perawatan dan perbaikan yang rutin dan terjadwal untuk memastikan fungsi TPE tetap optimal.
Peran Teknologi dan Solusi Jangka Panjang
Kepala Unit Pengelola Perparkiran Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, Adji Kusambarto, mengakui banyak TPE yang tidak berfungsi. Selain pendapatan dari parkir tepi jalan, UP Perparkiran juga mengelola 69 lokasi parkir non-tepi jalan, yang pendapatannya juga mengalami fluktuasi dan cenderung menurun.
Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio, menekankan perlunya solusi segera untuk masalah parkir di Jakarta, khususnya di tepi jalan. Ia menyarankan penggunaan TPE untuk meminimalisir kebocoran pendapatan. Pemprov DKI Jakarta harus mampu memanfaatkan potensi PAD dari sektor parkir dengan cermat dan tepat, tanpa lagi beralasan dengan kendala suku cadang atau hal lainnya.
Penerapan teknologi menjadi kunci untuk menyelesaikan masalah parkir di Jakarta. Dengan teknologi, urusan perparkiran dapat menjadi lebih transparan dan terkontrol, meminimalisir praktik pungli dan kebocoran PAD. Sistem yang 'klir' akan memberikan keadilan bagi masyarakat dan meningkatkan pendapatan daerah.
Mengandalkan juru parkir manual hanya akan menguntungkan segelintir orang, sementara potensi pendapatan yang besar justru hilang. Oleh karena itu, investasi dalam teknologi dan perbaikan sistem perparkiran merupakan langkah yang sangat penting untuk mewujudkan pengelolaan parkir yang efektif dan efisien di Jakarta.