PBNU Imbau Umat Islam Tak Terprovokasi Polemik Fuad Plered
Ketua PBNU, KH Abdullah Latopada, mengimbau umat Islam untuk tetap tenang dan tidak terpancing provokasi terkait polemik Fuad Plered yang diduga menghina Habib Idrus bin Salim Aljufri.

Polemik yang melibatkan Fuad Plered dan Habib Idrus bin Salim Aljufri (Guru Tua) tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan umat Islam. Pernyataan Fuad Plered yang dianggap menghina Guru Tua memicu reaksi beragam. Ketua PBNU, KH Abdullah Latopada, pun angkat bicara untuk mencegah perpecahan di tengah umat.
Pada Sabtu, 12 April, KH Abdullah Latopada mengeluarkan imbauan agar umat Islam, khususnya warga Nahdliyin, tidak terprovokasi dan tetap menjaga persatuan. Imbauan ini disampaikan melalui keterangan resmi yang diterima di Jakarta. Beliau menekankan pentingnya menahan diri dan tidak terjebak dalam narasi yang memecah belah.
Pernyataan kontroversial Fuad Plered muncul setelah usulan gelar pahlawan nasional untuk Guru Tua, pendiri Alkhairaat. Fuad Plered mempertanyakan nilai historis dan kontribusi Guru Tua terhadap kemerdekaan Indonesia, dan mengatakan kata-kata yang dianggap menghina oleh banyak pihak. Meskipun Fuad Plered telah mengeluarkan klarifikasi, polemik ini tetap berlanjut.
Menjaga Persatuan Umat di Tengah Polemik
KH Abdullah Latopada menegaskan bahwa penghinaan terhadap ulama adalah hal yang sangat disayangkan. Namun, beliau juga mengingatkan pentingnya reaksi yang bijak dan tidak berlebihan. Reaksi yang berlebihan justru berpotensi merugikan persaudaraan sesama muslim. "Guru Tua adalah sosok yang dihormati, dan kita wajib menjaga marwah para ulama. Tetapi kita juga harus menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang menjunjung akhlak dan kedamaian. Jangan sampai niat membela ulama justru mencederai ajaran Islam itu sendiri," ungkap KH Abdullah Latopada.
Beliau mengajak seluruh umat Islam untuk menjadikan polemik ini sebagai momentum untuk memperkuat ukhuwah dan menahan diri dari ujaran kebencian. Penting untuk tidak memberi ruang bagi pihak-pihak yang ingin memecah belah umat. Sikap tenang dan bijaksana diharapkan dapat meredam situasi dan mencegah eskalasi konflik.
PBNU menekankan pentingnya mengedepankan dialog dan musyawarah dalam menyelesaikan perbedaan pendapat. Umat Islam didorong untuk saling menghormati dan memahami satu sama lain, serta menghindari tindakan yang dapat memicu perselisihan. Langkah-langkah preventif dan edukatif dianggap lebih efektif daripada reaksi emosional yang dapat memperkeruh suasana.
Imbauan untuk Menjaga Kedamaian
Imbauan KH Abdullah Latopada ini sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan umat. Islam mengajarkan umatnya untuk saling menyayangi, menghormati, dan menjaga persaudaraan. Oleh karena itu, penting bagi seluruh umat Islam untuk tetap tenang, bijak, dan tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang dapat memecah belah.
Dalam konteks ini, penting untuk mengingat bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dalam kehidupan bermasyarakat. Namun, perbedaan pendapat tersebut harus diselesaikan dengan cara yang damai dan tidak menimbulkan permusuhan. Mengedepankan dialog dan musyawarah merupakan kunci untuk menjaga persatuan dan kesatuan umat.
PBNU berharap agar polemik ini dapat segera mereda dan tidak berdampak negatif terhadap kerukunan umat Islam. Pihaknya mengajak seluruh pihak untuk menahan diri dan tidak menambah bara api perselisihan. Semoga imbauan ini dapat diindahkan oleh seluruh umat Islam agar tetap menjaga persatuan dan kedamaian.
Sebagai penutup, mari kita semua senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan umat. Mari kita jadikan perbedaan sebagai rahmat dan bukan sebagai sumber perselisihan. Semoga Indonesia tetap aman, damai, dan sentosa.