Pernyataan Fuad Plered Hina Guru Tua: FKUB Sulteng Kecam, Imbau Jaga Kerukunan
Pernyataan Fuad Plered yang menghina Guru Tua, pendiri Alkhairaat, memicu kecaman FKUB Sulteng dan imbauan untuk menjaga kerukunan umat beragama di tengah bulan Ramadhan.

Palu, 29 Maret 2024 - Pernyataan kontroversial yang dilontarkan oleh Fuad Plered, yang menghina Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri, atau yang lebih dikenal sebagai Guru Tua, pendiri Pondok Pesantren Alkhairaat, telah menimbulkan gejolak dan kecaman di Sulawesi Tengah (Sulteng). Pernyataan tersebut dinilai sebagai penghinaan terhadap tokoh agama yang sangat dihormati dan berpotensi memecah kerukunan umat beragama, terutama di tengah bulan suci Ramadhan.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulteng, Prof. Zainal Abidin, mengecam keras pernyataan Fuad Plered. Ia menegaskan bahwa ujaran kebencian yang ditujukan kepada tokoh agama seperti Guru Tua sangat melukai perasaan masyarakat, khususnya warga Alkhairaat yang tersebar luas di Indonesia bagian Timur. Pernyataan tersebut dinilai dapat memicu perpecahan dan merusak keharmonisan sosial yang selama ini terjaga.
"Narasi kebencian tidak seharusnya diucapkan untuk menyudutkan seseorang, terlebih ujaran kebencian itu ditujukan kepada tokoh agama (Guru Tua)," tegas Prof. Zainal Abidin dalam keterangan persnya di Palu, Sabtu. Ia menekankan pentingnya menjaga sikap saling menghormati dan menghargai antarumat beragama di Indonesia.
Kecaman dan Imbauan FKUB Sulteng
FKUB Sulteng memberikan kecaman keras terhadap pernyataan Fuad Plered. Mereka menilai pernyataan tersebut tidak hanya menghina Guru Tua, tetapi juga merendahkan lembaga besar Alkhairaat yang telah berjasa besar dalam dunia pendidikan dan dakwah Islam di Indonesia, khususnya di wilayah timur. Guru Tua, menurut Prof. Zainal Abidin, adalah sosok ulama kharismatik yang sangat dihormati dan disegani.
Lebih lanjut, FKUB Sulteng juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh pernyataan tersebut. Mereka mengajak seluruh pihak untuk menahan diri dan tidak terpancing untuk melakukan tindakan yang dapat memperkeruh suasana. "Tidak boleh meniru gaya dan perilaku Fuad Plered," ujar Prof. Zainal Abidin yang juga menjabat sebagai Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU).
FKUB Sulteng juga mendesak aparat penegak hukum untuk segera mengambil tindakan tegas dan cepat dalam menangani kasus ini agar tidak berdampak lebih luas dan memecah belah kerukunan umat beragama. Sikap tegas ini dinilai penting untuk memberikan efek jera dan mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.
Pentingnya Menghormati Tokoh Agama
Prof. Zainal Abidin menekankan pentingnya sikap hormat terhadap tokoh agama dan budaya sebagai bagian integral dari upaya menjaga keharmonisan dan kedamaian di tengah kemajemukan masyarakat Indonesia. Insiden ini, menurutnya, menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga tutur kata dan sikap dalam berpendapat, terutama dalam isu-isu yang menyangkut tokoh agama yang dihormati oleh banyak pihak.
Ia mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk senantiasa mengedepankan sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan. "Mari kita saling menghormati dan selalu menjaga keharmonisan serta kedamaian di negeri ini sebagai kekuatan dalam membangun bangsa," pungkasnya. Pernyataan ini menjadi seruan bagi seluruh masyarakat untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di tengah perbedaan.
Sikap FKUB Sulteng ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi seluruh elemen masyarakat dalam menjaga kerukunan dan kedamaian, khususnya dalam menghadapi isu-isu sensitif yang berpotensi memecah belah.