Pekerja Informal di Indonesia Naik: BPS Catat Peningkatan 59,40 Persen
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan peningkatan proporsi pekerja informal di Indonesia mencapai 59,40 persen pada Februari 2025, didorong oleh kenaikan jumlah perempuan yang bekerja di sektor informal.

Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini merilis data yang menunjukkan peningkatan jumlah pekerja informal di Indonesia. Pada Februari 2025, tercatat sebanyak 86,58 juta orang atau 59,40 persen dari total penduduk bekerja tergolong sebagai pekerja informal. Peningkatan ini terjadi meskipun jumlah penduduk usia kerja juga mengalami kenaikan.
Kepala BPS, Amelia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers di Jakarta menjelaskan bahwa peningkatan jumlah pekerja informal terutama didorong oleh bertambahnya penduduk yang berusaha dibantu buruh tidak tetap. Data ini menunjukkan adanya tren pergeseran dalam pasar kerja Indonesia, yang perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah dan pemangku kepentingan terkait.
BPS mengklasifikasikan kegiatan penduduk bekerja ke dalam dua sektor utama: formal dan informal. Sektor formal mencakup mereka yang berstatus berusaha dibantu buruh tetap dan dibayar, serta buruh, karyawan, atau pegawai. Sementara itu, sektor informal meliputi berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap/pekerja keluarga/tidak dibayar, pekerja bebas, dan pekerja keluarga/tidak dibayar. Perbedaan klasifikasi ini penting untuk memahami dinamika pasar kerja dan perencanaan kebijakan yang tepat.
Perempuan dan Sektor Informal
Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan pekerja informal adalah peningkatan jumlah perempuan yang bekerja, terutama di sektor perdagangan eceran makanan, industri pengolahan makanan, dan penyediaan makanan dan minuman. “Kenaikan pekerja informal salah satunya terkait dengan peningkatan perempuan yang bekerja, utamanya di lapangan usaha perdagangan eceran makanan, industri pengolahan makanan dan penyediaan makanan minuman,” jelas Amelia Adininggar Widyasanti.
Data ini menunjukkan adanya partisipasi perempuan yang signifikan dalam sektor informal, yang perlu dikaji lebih lanjut untuk memahami tantangan dan peluang yang dihadapi oleh perempuan pekerja informal. Perlu adanya kebijakan yang mendukung peningkatan kesejahteraan dan perlindungan bagi perempuan pekerja di sektor informal.
Meskipun demikian, perlu diingat bahwa angka ini merupakan gambaran umum dan mungkin bervariasi antar daerah dan sektor ekonomi. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami faktor-faktor spesifik yang mendorong peningkatan pekerja informal di berbagai wilayah di Indonesia.
Sektor Formal Menurun
Berbeda dengan sektor informal, jumlah pekerja formal pada Februari 2025 tercatat sebanyak 59,19 juta orang (40,60 persen). Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 0,23 persen poin dibandingkan Februari 2024. Penurunan ini perlu menjadi perhatian, mengingat pentingnya peran sektor formal dalam menciptakan lapangan kerja yang layak dan berkontribusi pada perekonomian nasional.
Data BPS juga menunjukkan bahwa status pekerjaan terbanyak di Indonesia adalah sebagai buruh, karyawan, atau pegawai, mencapai 37,08 persen dari total pekerja. Sementara itu, status pekerjaan dengan proporsi terkecil adalah berusaha dibantu buruh tetap dan dibayar, hanya 3,52 persen.
Perbandingan data Februari 2025 dengan Februari 2024 menunjukkan peningkatan persentase terbesar pada status berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar (0,26 persen poin), dan penurunan terbesar pada status pekerja keluarga (0,27 persen poin). Perubahan-perubahan ini menunjukkan dinamika yang kompleks dalam pasar kerja Indonesia.
Angkatan Kerja dan Pengangguran
Data BPS juga mencatat jumlah penduduk usia kerja di Indonesia mencapai 216,79 juta orang pada Februari 2025, meningkat 2,79 juta orang dari Februari 2024. Dari jumlah tersebut, angkatan kerja tercatat sebanyak 153,05 juta orang, bertambah 3,67 juta orang dalam setahun terakhir. Meskipun jumlah angkatan kerja meningkat, jumlah pengangguran juga tercatat sebanyak 7,28 juta orang.
Peningkatan jumlah penduduk usia kerja dan angkatan kerja menunjukkan potensi pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Namun, peningkatan jumlah pengangguran menjadi tantangan yang perlu diatasi melalui kebijakan yang mendorong penciptaan lapangan kerja, khususnya di sektor formal. Pemerintah perlu merumuskan strategi yang efektif untuk mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan kualitas lapangan kerja di Indonesia.
Kesimpulannya, data BPS menunjukkan tren peningkatan pekerja informal di Indonesia. Peningkatan ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan partisipasi perempuan di sektor informal. Data ini menjadi dasar penting bagi pemerintah dan pemangku kepentingan untuk merumuskan kebijakan yang tepat guna meningkatkan kesejahteraan pekerja dan mengurangi kesenjangan antara sektor formal dan informal.