Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pabrik Tripleks di Teluk Wondama: Proses Panjang Menuju Peningkatan Ekonomi Papua Barat
Proses pelepasan kawasan hutan seluas 60 hektare untuk pembangunan pabrik tripleks di Teluk Wondama, Papua Barat, masih berlanjut, ditargetkan rampung tahun ini untuk mendongkrak perekonomian daerah.

Manokwari, 24 Februari 2024 - Pembangunan pabrik plywood atau tripleks di Dusner, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, seluas 60 hektare masih menghadapi proses pelepasan kawasan hutan yang panjang. Gubernur telah mengeluarkan rekomendasi, namun izin pelepasan kawasan hutan menjadi kewenangan Kementerian Kehutanan karena kapasitas produksi pabrik yang mencapai lebih dari 6.000 unit.
Proses ini melibatkan koordinasi intensif antara Pemerintah Provinsi Papua Barat dan Kementerian Kehutanan. Pemerintah Provinsi berharap proses perizinan dapat dipercepat agar pembangunan infrastruktur pabrik segera dimulai. Kehadiran pabrik ini diharapkan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah dan penyerapan tenaga kerja lokal, mengurangi angka pengangguran di Papua Barat.
Kepala Dinas Kehutanan Papua Barat, Jimmy Walter Susanto, menyatakan komitmen pemerintah provinsi untuk mengawasi aktivitas perusahaan guna mencegah pelanggaran penggunaan kawasan hutan. Pihaknya rutin melakukan evaluasi dan monitoring terhadap perusahaan yang berinvestasi di Papua Barat. "Perusahaan tidak keluar dari areal mereka. Kami intens lakukan pemantauan," ujar Jimmy.
Percepatan Izin Pelepasan Kawasan Hutan: Dukungan Pemerintah Daerah
Dukungan penuh dari pemerintah daerah sangat diperlukan untuk mempercepat proses perizinan. Anggota DPRP Papua Barat, Ferry Auparay, menekankan pentingnya dukungan pemerintah provinsi dan Kabupaten Teluk Wondama dalam percepatan penyelesaian izin pelepasan kawasan hutan. Beliau menyarankan agar skema perizinan tidak membebani investor, dengan kontribusi yang ditarik setelah perusahaan beroperasi dan memperoleh keuntungan.
Menurut Ferry Auparay, pembangunan pabrik tripleks selaras dengan potensi sumber daya alam Dusner dan akan menghasilkan produk olahan bernilai ekonomi tinggi. Hal ini sejalan dengan upaya optimalisasi pengelolaan sumber daya alam untuk meningkatkan perekonomian Papua Barat yang selama ini masih bergantung pada dana transfer dari pemerintah pusat.
Beliau menambahkan, optimalisasi pengelolaan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru membutuhkan kebijakan pemerintah daerah yang mendukung investor dan proses administrasi yang tidak berbelit-belit. "Skemanya jangan beratkan investor. Pemerintah daerah bisa tarik kontribusi setelah perusahaan beroperasi dan peroleh keuntungan," tegas Ferry.
Dampak Positif Pabrik Tripleks bagi Ekonomi Papua Barat
Pabrik tripleks milik PT Wijaya Sentosa yang direncanakan dibangun di Dusner diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian Papua Barat. Dengan kapasitas produksi yang besar, pabrik ini berpotensi menyerap banyak tenaga kerja lokal, sehingga dapat mengurangi angka pengangguran. Selain itu, pabrik ini juga akan mengolah sumber daya alam lokal menjadi produk bernilai tambah, meningkatkan pendapatan daerah.
Pemerintah Provinsi Papua Barat menargetkan penyelesaian proses pelepasan kawasan hutan pada tahun ini. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendorong investasi dan pengembangan ekonomi di daerah. Proses monitoring dan evaluasi yang ketat juga dilakukan untuk memastikan perusahaan beroperasi sesuai aturan dan tidak merugikan lingkungan.
Meskipun proses pelepasan kawasan hutan membutuhkan waktu yang cukup panjang, namun manfaat jangka panjang yang akan diperoleh dari beroperasinya pabrik tripleks ini diyakini akan sangat besar bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Papua Barat.
Keberhasilan pembangunan pabrik ini akan menjadi contoh nyata bagaimana optimalisasi pengelolaan sumber daya alam dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di daerah.
Kesimpulan
Proses pelepasan kawasan hutan untuk pembangunan pabrik tripleks di Teluk Wondama masih berlangsung, namun pemerintah provinsi dan kabupaten berkomitmen untuk mempercepat proses tersebut. Pabrik ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian dan penyerapan tenaga kerja di Papua Barat. Pemerintah juga akan terus melakukan pengawasan untuk memastikan perusahaan beroperasi sesuai aturan.