Pelindo Pasang Sensor Cegah Tabrakan Jembatan Mahakam, Respon Kecelakaan Tongkang
Setelah insiden tabrakan tongkang ke Jembatan Mahakam, Pelindo Regional 4 Samarinda akan memasang sensor untuk mencegah kejadian serupa dan meningkatkan keselamatan pelayaran di Sungai Mahakam.

Kecelakaan tongkang yang menabrak Jembatan Mahakam di Samarinda, Kalimantan Timur, pada Sabtu, 26 April 2024 sekitar pukul 23.00 Wita, telah mendorong PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Regional 4 Samarinda untuk mengambil langkah pencegahan. Insiden yang melibatkan tongkang BG Azamara 3035 milik PT SKA ini telah menimbulkan keprihatinan dan mendorong Pelindo untuk segera memasang alat sensor guna mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang. General Manager Pelindo Regional 4 Samarinda, Kapten Suparman, menjelaskan langkah-langkah yang akan diambil perusahaan untuk meningkatkan keselamatan pelayaran di Sungai Mahakam.
Langkah cepat ini diinisiasi oleh Subholding Pelindo Jasa Maritim (SPJM). Pemasangan sensor akan mencakup sensor kecepatan arus, ketinggian permukaan air, dan ketinggian muatan kapal. Data yang dikumpulkan diharapkan dapat memberikan peringatan dini dan membantu mencegah potensi tabrakan di masa depan. Selain itu, Pelindo juga menyatakan komitmen penuh untuk membantu proses evakuasi tongkang yang terlibat dalam kecelakaan tersebut hingga tuntas, bekerja sama dengan berbagai pihak terkait seperti Kepolisian, Basarnas, Otoritas Pelabuhan, dan instansi pemerintah daerah.
Meskipun insiden terjadi di luar jam operasional Pelindo Regional 4 Samarinda (yang berakhir pukul 17.00 Wita), Pelindo tetap merespon dengan cepat. Sumber daya dan personel segera dikerahkan untuk membantu proses evakuasi. Selain pemasangan sensor, Pelindo Samarinda juga akan meningkatkan sosialisasi kepada pengguna jasa pelabuhan dan operator kapal tentang pentingnya mematuhi prosedur keselamatan dan berkoordinasi dengan pihak pelabuhan, terutama untuk aktivitas pelayaran di luar jam operasional.
Kronologi Penanganan Insiden dan Upaya Pencegahan
Senior Vice President Sekretaris Perusahaan Subholding Pelindo Jasa Maritim (SPJM), Tubagus Patrick, menjelaskan kronologi penanganan insiden dari sisi Pelindo. Informasi mengenai kecelakaan diterima dari agen PT Samudera Karunia Abadi (PT SKA) pada pukul 23.50 Wita. Respon cepat dilakukan dengan mengerahkan dua unit kapal tunda, TB Sungai Sepaku dan TB Herlin 19, pada pukul 00.05 Wita Minggu, 27 April 2024, untuk menahan tongkang BG Azamara 3035 agar tidak hanyut lebih jauh dan mencegah potensi kerusakan lebih lanjut pada jetty Pertamina dan kapal-kapal lain.
TB Herlin 19 kemudian bekerja sama dengan TB Sea Lion 05 milik PT SKA untuk menambatkan tongkang di dekat Masjid Jami' Karang Asam, Samarinda. Proses evakuasi berhasil diselesaikan pada pukul 04.30 Wita, dengan tongkang dipindahkan ke lokasi yang aman. Kejadian ini menyoroti pentingnya sistem peringatan dini dan koordinasi yang efektif dalam menjaga keselamatan pelayaran di perairan yang padat lalu lintas seperti Sungai Mahakam.
Langkah-langkah yang diambil Pelindo menunjukkan komitmen perusahaan terhadap keselamatan pelayaran dan pencegahan kecelakaan di masa mendatang. Pemasangan sensor dan peningkatan sosialisasi diharapkan dapat mengurangi risiko tabrakan dan melindungi infrastruktur penting seperti Jembatan Mahakam.
Detail Tambahan Mengenai Upaya Pencegahan
Berikut ini beberapa poin penting terkait upaya pencegahan yang dilakukan Pelindo:
- Pemasangan Sensor: Pelindo akan memasang sensor kecepatan arus, ketinggian permukaan air, dan ketinggian muatan kapal untuk memberikan peringatan dini potensi bahaya.
- Sosialisasi: Pelindo akan meningkatkan sosialisasi kepada pengguna jasa pelabuhan dan operator kapal tentang pentingnya keselamatan dan koordinasi.
- Koordinasi: Pelindo bekerja sama dengan berbagai pihak terkait, termasuk Kepolisian, Basarnas, Otoritas Pelabuhan, dan pemerintah daerah untuk memastikan penanganan insiden yang efektif.
Dengan langkah-langkah komprehensif ini, diharapkan kejadian serupa dapat dicegah di masa mendatang, sehingga keselamatan pelayaran di Sungai Mahakam dapat terus terjaga.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan pelayaran dan perlunya kolaborasi antara berbagai pihak untuk mencegah kecelakaan serupa di masa depan. Sistem peringatan dini yang efektif dan kepatuhan terhadap prosedur keselamatan merupakan kunci untuk menjaga keselamatan infrastruktur vital dan aktivitas pelayaran di Sungai Mahakam.