Pemerintah Jaga Stabilitas Pangan Nasional Jelang Lebaran 2025
Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) berupaya menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan jelang Lebaran 2025 untuk memastikan hari raya berlangsung tenang dan menyenangkan bagi masyarakat.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan kestabilan harga dan pasokan pangan jelang Lebaran Idul Fitri 1446 Hijriah atau 2025. Upaya ini dilakukan untuk menjamin suasana Lebaran yang tenang dan menyenangkan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menyampaikan hal ini dalam keterangan resmi di Jakarta pada Kamis, 13 Maret 2025. Pemerintah telah mempersiapkan langkah-langkah strategis untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga pangan pokok selama bulan Ramadhan hingga Idul Fitri.
Arief Prasetyo Adi menjelaskan bahwa secara umum harga pangan relatif stabil. Namun, ada beberapa komoditas yang menjadi perhatian khusus, terutama cabai rawit yang harganya masih tinggi. Kenaikan harga cabai rawit ini dipengaruhi oleh kondisi cuaca, khususnya curah hujan yang tinggi, yang mengganggu proses panen. Pemerintah pun tengah fokus untuk mengatasi permasalahan ini dengan berbagai strategi, termasuk mendorong penggunaan rumah kaca atau green house untuk budidaya cabai.
Selain cabai rawit, harga Minyakita juga menjadi sorotan. Meskipun harga eceran tertinggi (HET) Minyakita ditetapkan sebesar Rp15.700 per liter, namun di pasaran harganya mencapai Rp17.000 hingga Rp18.000 per liter. Pemerintah akan melakukan intervensi pasar jika harga jual di pasaran melebihi HET atau harga acuan penjualan (HAP). Hal ini sejalan dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto agar harga pangan tetap stabil selama Ramadhan dan Idul Fitri.
Langkah-langkah Pemerintah Menjaga Stabilitas Pangan
Pemerintah telah mengambil beberapa langkah konkret untuk menjaga stabilitas pangan. Salah satunya adalah penyaluran beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) melalui Perum Bulog. Sebanyak 150 ribu ton beras disiapkan untuk tiga zona selama bulan Ramadhan. Hingga 7 Maret 2025, telah disalurkan 12,1 ribu ton beras SPHP setelah penyaluran kembali.
Program SPHP juga mencakup jagung pakan untuk peternak layer mandiri. Realisasi penyaluran jagung hingga 7 Maret 2025 mencapai 2.162 ton. Bapanas juga telah menetapkan harga lelang cadangan jagung pemerintah (CJP) di gudang Bulog sebesar Rp5.500 per kilogram. Langkah ini diharapkan dapat menstabilkan harga jagung di tingkat peternak, yang pada 9 Maret 2025 tercatat sebesar Rp6.129 per kg, atau 5,67 persen di atas HAP. Dengan harga jagung yang lebih rendah, diharapkan harga daging ayam dan telur ayam juga dapat terjaga stabilitasnya.
Pemerintah juga menyelenggarakan Gerakan Pangan Murah (GPM) dan Operasi Pasar Pangan Murah di seluruh Indonesia. Hingga 7 Maret 2025, GPM telah dilaksanakan sebanyak 1.762 kali di 17 provinsi dan 100 kabupaten/kota. Sementara itu, Operasi Pasar Pangan Murah telah mencapai 1.165 titik di 34 provinsi dan 351 kabupaten/kota, menjangkau 202 ribu orang. Operasi pasar ini dilaksanakan setiap hari dari pukul 08.00 hingga 11.00 waktu setempat.
Stok Beras dan Proyeksi Panen
Arief Prasetyo Adi menyatakan bahwa stok beras pemerintah yang dikelola Perum Bulog saat ini mencapai 1,9 juta ton, merupakan stok terbesar dalam lima tahun terakhir. Stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang juga terpantau aman, sekitar 50-51 ribu ton. Proyeksi panen beras pada Maret dan April 2025, masing-masing 5,48 juta ton dan 4,97 juta ton, menjadi kunci keberhasilan swasembada beras dan penghentian impor.
"Stok beras Bulog per 7 Maret sebanyak 1,9 juta ton. Ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan ini adalah stok terbaik selama lima tahun terakhir. Lalu stok di Pasar Induk Beras Cipinang terpantau sekitar 50-51 ribu ton. Biasanya kalau stok di atas 40 ribu ton itu memang Insya Allah aman," kata Arief.
Pemerintah juga mengapresiasi peran Kepolisian dan TNI dalam membantu penyerapan hasil panen. Dengan berbagai upaya tersebut, pemerintah optimistis dapat menjaga stabilitas pangan dan memastikan Lebaran 2025 berjalan dengan tenang dan kondusif.
Berbagai upaya tersebut diharapkan dapat menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan pokok selama Ramadhan dan Idul Fitri 2025, sehingga masyarakat dapat merayakan hari raya dengan tenang dan nyaman. Kolaborasi antar kementerian dan lembaga serta dukungan dari seluruh pemangku kepentingan sangat krusial dalam keberhasilan program ini.