Pemerintah Masifkan Penggunaan Gas Bumi Rumah Tangga untuk Hemat Biaya dan Kurangi Impor LPG
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia umumkan program masif penggunaan gas bumi rumah tangga untuk menekan biaya dan impor LPG, kendati masih minimnya jaringan pipa gas menjadi tantangan.

Surabaya, 27 Maret 2024 - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bapak Bahlil Lahadalia, mengumumkan rencana pemerintah untuk memasifkan penggunaan gas bumi di rumah tangga. Pengumuman ini disampaikan menyusul masih rendahnya angka penggunaan gas bumi untuk keperluan rumah tangga di Indonesia. Inisiatif ini bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran masyarakat dan menurunkan ketergantungan pada impor Liquefied Petroleum Gas (LPG).
Langkah ini diambil setelah Menteri Bahlil dan jajaran PT Pertamina Gas Negara (PGN) meninjau langsung jaringan gas (jargas) rumah tangga di Rusun Grudo, Tegalsari, Surabaya pada Selasa (25/3). Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan kenyamanan dan keamanan penggunaan gas bumi bagi masyarakat. Bahkan, Menteri Bahlil turut mencoba memasak telur dadar di dapur warga untuk merasakan langsung pengalaman menggunakan gas bumi.
Menurut Menteri Bahlil, penggunaan gas bumi untuk keperluan rumah tangga terbukti lebih aman, nyaman, dan ekonomis. Beliau mencontohkan kesaksian seorang ibu rumah tangga yang mengaku tagihan gas bumi bulanannya hanya Rp20.000, menunjukkan efisiensi hingga 40 persen dibandingkan penggunaan LPG. Program masif ini diharapkan dapat mengurangi impor LPG dan meningkatkan efisiensi energi di Indonesia.
Tantangan Infrastruktur dan Perluasan Jaringan
Kendati demikian, Menteri Bahlil mengakui bahwa rendahnya penetrasi gas bumi rumah tangga disebabkan oleh keterbatasan infrastruktur, khususnya jaringan pipa gas. Pemerintah berkomitmen untuk mengatasi kendala ini melalui program masif pembangunan jaringan pipa gas. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada impor LPG.
Direktur PT Pertamina Gas Negara (PGN), Arief Setiawan Handoko, menjelaskan bahwa pelanggan gas bumi PGN di Jawa Timur hanya sekitar 6 persen dari total pasar. Keterbatasan jaringan pipa gas menjadi faktor utama penyebab rendahnya angka tersebut. Sampai Februari 2025, panjang pipa gas bumi yang terpasang di Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, dan Sulawesi (di bawah pengelolaan PGN SOR III) baru mencapai 8.970 kilometer.
Rincian panjang pipa tersebut meliputi pipa PGN sepanjang 1.519 kilometer, pipa jargas APBN dikelola PGN sepanjang 5.434 kilometer, dan pipa jargas APBN dikelola PTGN sepanjang 1.954 kilometer. Perluasan jaringan pipa gas menjadi kunci keberhasilan program masif penggunaan gas bumi rumah tangga ini.
Pemerintah menyadari pentingnya perluasan akses gas bumi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi beban ekonomi. Dengan demikian, program masif ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat Indonesia.
Potensi dan Manfaat Gas Bumi Rumah Tangga
- Penghematan biaya bulanan hingga 40% dibandingkan dengan LPG.
- Keamanan dan kenyamanan penggunaan yang lebih tinggi.
- Pengurangan impor LPG dan peningkatan kemandirian energi.
- Peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Program masif penggunaan gas bumi ini menjanjikan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia, terutama dalam hal akses energi yang terjangkau, aman, dan ramah lingkungan. Namun, keberhasilan program ini sangat bergantung pada percepatan pembangunan infrastruktur dan perluasan jaringan pipa gas di seluruh Indonesia.