Pemkab Kudus Bersihkan Saluran Air, Cegah Banjir di Poroliman Tanjung
Bupati Kudus pimpin kerja bakti bersihkan saluran air di Poroliman Tanjung untuk mencegah banjir, melibatkan OPD, relawan, dan masyarakat.

Banjir yang kerap melanda Perempatan Poroliman Tanjung Jati, Kudus, akhirnya mendapatkan penanganan serius. Pada Jumat, 11 April 2024, Bupati Kudus, Sam'ani Intakoris, memimpin langsung aksi bersih-bersih saluran air di lokasi tersebut. Aksi ini melibatkan puluhan personel dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta masyarakat setempat. Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah banjir yang selama ini menjadi masalah di wilayah tersebut.
Bupati Sam'ani Intakoris tidak hanya memberikan instruksi, tetapi juga turun langsung ke saluran air selebar delapan meter untuk ikut membersihkan sampah yang menyumbat gorong-gorong. Ia didampingi beberapa Kepala OPD dan dua anggota DPRD Kudus, Rinduwan dan Rochim Sutopo. Keikutsertaan Bupati dalam aksi ini menunjukkan komitmen nyata pemerintah daerah dalam mengatasi permasalahan banjir yang telah berlangsung lama.
Aksi bersih-bersih ini mendapat apresiasi positif dari masyarakat. "Kami mewakili warga Desa Tanjungkarang, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, mengucapkan terima kasih kepada Bupati Kudus Sam'ani Intakoris yang bersedia turun langsung membersihkan gorong-gorong bersama masyarakat," ungkap Anggota Komisi C DPRD Kudus, Rinduwan. Ia menambahkan bahwa selama puluhan tahun, belum pernah ada upaya nyata untuk mengatasi banjir di kawasan tersebut, yang salah satu penyebabnya adalah tersumbatnya saluran air di bawah Jalan Pantura Kudus.
Penanganan Banjir di Poroliman Tanjung
Selama ini, tersumbatnya saluran air di Perempatan Poroliman Tanjung mengakibatkan banjir yang merendam Jalan Kudus Purwodadi, depan Polsek dan Koramil Jati, serta Puskesmas Jati. Untuk mengatasi masalah ini, Bupati mengerahkan sekitar 150 orang dari berbagai elemen masyarakat, termasuk Dinas PUPR, PKPLH, BPBD, relawan BPBD, TNI, dan Polri. Mereka bahu-membahu membersihkan sampah yang menyumbat saluran sepanjang kurang lebih 30 meter di bawah Jalan Lingkar Kudus.
Bupati Sam'ani Intakoris menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. "Hal terpenting, masyarakat jangan lagi membuang sampah sembarangan. Semoga dengan lancarnya aliran air di gorong-gorong Poroliman Tanjung ini bisa mengurangi potensi banjir saat curah hujan tinggi," ujarnya. Pemerintah desa juga akan gencar melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan dan turut serta menjaga kebersihan saluran air.
Sebagai langkah antisipasi agar saluran air tidak tersumbat kembali, dipasang jaring atau jeruji besi di bagian ujung saluran sebelum memasuki gorong-gorong di bawah Jalan Pantura. Hal ini diharapkan dapat mencegah sampah masuk dan menyumbat saluran air kembali. Saluran pembuang ini sangat penting untuk mengalirkan air saat curah hujan tinggi, sehingga dapat mencegah genangan di Desa Tanjungkarang dan menjaga kelancaran arus lalu lintas.
Solusi Jangka Panjang: Kolam Retensi
Air dari saluran pembuang tersebut akan dialirkan menuju kolam retensi seluas 5 hektare dengan kapasitas tampungan air hingga 200.000 meter kubik. Kolam retensi ini nantinya akan membuang air ke Sungai Wulan. Keberadaan kolam retensi ini menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah banjir di Desa Tanjungkarang. Meskipun kolam retensi telah tersedia, namun selama ini fungsinya terhambat karena saluran air yang tersumbat sampah.
Dengan selesainya pembersihan saluran air, diharapkan aliran air menjadi lebih lancar dan mengurangi risiko banjir di wilayah tersebut. Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi masalah banjir ini. Kebersihan lingkungan dan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan akan sangat membantu dalam menjaga kelancaran aliran air dan mencegah terjadinya banjir di masa mendatang.
Selain itu, langkah-langkah antisipasi seperti pemasangan jaring di saluran air juga perlu diapresiasi sebagai upaya untuk mencegah terjadinya penyumbatan kembali. Dengan adanya kolaborasi dan komitmen dari semua pihak, diharapkan masalah banjir di Poroliman Tanjung dapat teratasi secara efektif dan berkelanjutan.