Pemkab Sigi Usulkan Percepatan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Sigi: Potensi Besar untuk Ketahanan Pangan
Pemerintah Kabupaten Sigi mengusulkan percepatan pengembangan kawasan transmigrasi Sigi kepada Kementrans, berpotensi besar untuk ketahanan pangan dan ekonomi lokal. Akankah terwujud?

Pemerintah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, secara proaktif mengusulkan percepatan pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi di wilayahnya. Usulan ini disampaikan langsung kepada Kementerian Transmigrasi (Kementrans) dalam sebuah kunjungan kerja penting. Langkah ini diambil untuk mengoptimalkan potensi daerah dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Bupati Sigi, Moh Rizal Intjenae, memimpin delegasi Pemkab Sigi untuk bertemu dengan Wakil Menteri Transmigrasi, Viva Yoga Mauladi, pada Sabtu (09/8). Pertemuan tersebut berfokus pada pembahasan program strategis yang diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Komitmen bersama untuk percepatan pembangunan menjadi hasil utama diskusi tersebut.
Fokus utama usulan Pemkab Sigi adalah Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) Bulupountu di Desa Sidera dan UPT Lembantongoa di Desa Lembantongoa. Kedua lokasi ini dinilai memiliki potensi besar untuk peningkatan produktivitas sektor pertanian. Peningkatan kesejahteraan masyarakat transmigrasi menjadi tujuan jangka panjang dari inisiatif ini.
Prioritas Usulan Infrastruktur dan Sarana Pertanian
Dalam upaya mewujudkan percepatan pengembangan kawasan transmigrasi Sigi, Pemkab Sigi mengajukan sejumlah usulan prioritas kepada pemerintah pusat. Usulan ini mencakup pembangunan dan rehabilitasi sarana dasar yang krusial bagi kehidupan masyarakat. Ketersediaan air bersih yang memadai serta instalasi listrik menjadi fondasi utama.
Selain itu, peningkatan fasilitas kesehatan juga menjadi perhatian serius dengan permintaan pembangunan puskesmas pembantu (pustu). Sektor pertanian, sebagai tulang punggung ekonomi transmigran, diusulkan mendapatkan pengadaan alat pertanian modern. Bibit tanaman unggulan seperti kopi, durian, kakao, dan jengkol juga diminta untuk diversifikasi hasil panen.
Tak hanya tanaman, sektor peternakan juga menjadi fokus dengan permintaan pengadaan ternak kambing dan sapi. Peningkatan infrastruktur jalan lingkungan dan jalan poros antar permukiman juga menjadi poin penting. Ini bertujuan untuk memperlancar distribusi hasil pertanian dan aksesibilitas warga.
Tantangan dan Harapan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Sigi
Meskipun memiliki potensi besar, kawasan transmigrasi di Kabupaten Sigi masih menghadapi berbagai permasalahan mendasar. Infrastruktur jalan dan jembatan penghubung yang belum memadai menjadi kendala utama bagi mobilitas warga dan distribusi barang. Kondisi ini diperparah dengan minimnya alat serta sarana penunjang pertanian.
Masyarakat transmigrasi, khususnya para petani, juga kesulitan dalam memasarkan hasil panen mereka. Keterbatasan akses pasar, dampak dari bencana alam yang sering terjadi, serta lemahnya kelembagaan kelompok usaha tani menjadi faktor penghambat. Situasi ini berdampak langsung pada pendapatan dan kesejahteraan mereka.
Bupati Rizal Intjenae berharap percepatan pembangunan di kawasan transmigrasi ini dapat menjadi solusi atas berbagai tantangan tersebut. Peningkatan aksesibilitas antarwilayah transmigrasi diharapkan mampu mendorong peningkatan pendapatan dan daya saing petani. Selain itu, pengembangan ini juga diharapkan dapat mengurangi biaya produksi serta risiko kerugian hasil panen.
Menanggapi usulan Pemkab Sigi, Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi menyatakan kesiapan Kementrans untuk mendukung pengembangan kawasan transmigrasi Sigi. Dukungan ini akan diberikan secara bertahap dan berkelanjutan. Sinergi antara pemerintah pusat dan daerah diharapkan dapat mempercepat pemerataan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.