Pemkab Sleman Bangun TPST Moyudan untuk Atasi Masalah Sampah
Pemerintah Kabupaten Sleman membangun Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) baru di Moyudan pada 2025 untuk mengatasi masalah sampah yang kompleks di wilayah tersebut, ditargetkan mampu mengolah 360 ton sampah per hari jika nantinya ada 6 TPST.

Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, tengah gencar mengatasi permasalahan sampah yang semakin kompleks. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) baru di Kapanewon Moyudan, yang direncanakan beroperasi pada tahun 2025. Pembangunan ini bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan dan meningkatkan pengelolaan sampah di Kabupaten Sleman.
Sebelumnya, Kabupaten Sleman mengirimkan hingga 320 ton sampah per hari ke TPA Piyungan sebelum kebijakan desentralisasi diterapkan. Dengan pembangunan TPST baru ini, Pemkab Sleman berupaya untuk mengolah sampah dalam jumlah yang signifikan, mengurangi beban TPA Piyungan, dan menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan. Kepala Bappeda Sleman, Dwi Ananta Sudibyo, menjelaskan bahwa pembangunan TPST Moyudan merupakan bagian dari solusi komprehensif untuk mengatasi masalah sampah di Sleman.
Langkah ini juga sejalan dengan upaya Pemkab Sleman dalam membangun infrastruktur pengelolaan sampah yang memadai. Saat ini, Sleman telah memiliki tiga TPST, dua di antaranya beroperasi di Tamanmartani (Kalasan) dan Sendangsari (Minggir), sementara satu lagi di Donokerto (Turi) masih dalam tahap penyelesaian. TPST Donokerto, yang dilengkapi dengan tiga modul pengolahan sampah (dua dari APBD dan satu dari dana keistimewaan), menggunakan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) untuk mengubah sampah menjadi bahan bakar.
Pembangunan TPST Moyudan dan Solusi Jangka Panjang
Pembangunan TPST Moyudan merupakan bagian dari rencana jangka panjang Pemkab Sleman dalam pengelolaan sampah. Dengan beroperasinya TPST Moyudan, diharapkan dapat mengurangi volume sampah yang dikirim ke TPA Piyungan dan meningkatkan kapasitas pengolahan sampah di Kabupaten Sleman. Targetnya, setiap TPST dapat mengolah sekitar 60 ton sampah per hari, sehingga dengan tiga TPST yang beroperasi (Tamanmartani, Sendangsari, dan Donokerto) mampu mengolah 180 ton sampah per hari.
Dwi Ananta menambahkan bahwa rencana pembangunan TPST tidak berhenti di Moyudan. Pemkab Sleman juga berencana membangun dua TPST lagi pada tahun 2026 atau 2027. Dengan tambahan dua TPST tersebut, total akan ada enam TPST di Kabupaten Sleman. Jika setiap TPST mampu mengolah 60 ton sampah per hari, maka total kapasitas pengolahan sampah di Sleman akan mencapai 360 ton per hari, jumlah yang cukup untuk mengatasi permasalahan sampah di wilayah tersebut.
Selain pembangunan TPST, Pemkab Sleman juga telah melengkapi transfer depo dengan alat pengolahan sampah, dengan target pengolahan 5 ton sampah per hari di setiap transfer depo. Hal ini menunjukkan komitmen Pemkab Sleman untuk mengelola sampah secara menyeluruh, mulai dari sumbernya hingga pengolahan akhir.
Peran Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
Suksesnya program pengelolaan sampah di Sleman tidak hanya bergantung pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga pada kesadaran dan partisipasi masyarakat. Dwi Ananta menekankan pentingnya peran masyarakat dalam mengolah sampah rumah tangga masing-masing. Dengan mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, beban kerja TPST dapat dikurangi dan pengelolaan sampah menjadi lebih efektif dan efisien.
Upaya peningkatan kesadaran masyarakat ini diharapkan dapat mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan seiring dengan pertumbuhan penduduk. Partisipasi aktif masyarakat dalam program pengelolaan sampah merupakan kunci keberhasilan dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat di Kabupaten Sleman.
Dengan pembangunan TPST Moyudan dan rencana pembangunan TPST selanjutnya, serta partisipasi aktif masyarakat, Pemkab Sleman optimis dapat mengatasi permasalahan sampah dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan lestari di masa mendatang. Sistem pengelolaan sampah yang terintegrasi dan berkelanjutan akan menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang.