Pemkab Tangerang Usul Turap Permanen Sungai Cimanceuri Cegah Banjir
Pemkab Tangerang mengusulkan pembangunan turap permanen di Sungai Cimanceuri kepada BBWS C2 untuk mencegah banjir yang kerap melanda wilayah tersebut.

Banjir yang kerap melanda Kabupaten Tangerang, Banten, mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang untuk mengusulkan pemasangan turap permanen di sepanjang bantaran Sungai Cimanceuri. Usulan ini disampaikan kepada Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWS C2) pada Rabu, 05 Juli 2024, sebagai upaya penanganan bencana banjir yang berulang.
Wakil Bupati Tangerang, Intan Nurul Hikmah, menjelaskan bahwa pembangunan turap permanen dinilai sebagai solusi efektif untuk menahan luapan Sungai Cimanceuri. Pembangunan ini berada di luar kewenangan Pemkab Tangerang, sehingga diusulkan kepada BBWS C2 yang memiliki wewenang dalam pengelolaan sungai. "Untuk turap/tanggul permanen untuk menahan luapan akibat Sungai Cimanceuri akan diusulkan ke Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWS C2) selaku pihak yang berwenang dalam mengelola sungai," ungkap Wakil Bupati.
Koordinasi dan komunikasi yang intensif antara Pemkab Tangerang dan BBWS C2 sangat penting dalam merealisasikan rencana ini. Hal ini mengingat penanganan masalah sungai memerlukan kerjasama antar lembaga. Pemkab Tangerang menyadari keterbatasan kewenangannya dalam membangun infrastruktur permanen di sungai, sehingga pengusulan kepada BBWS C2 menjadi langkah strategis dalam upaya pencegahan banjir.
Upaya Pemkab Tangerang Mengatasi Banjir
Meskipun pembangunan turap permanen diusulkan kepada BBWS C2, Pemkab Tangerang tetap aktif melakukan upaya penanganan banjir. Pemkab Tangerang melalui Dinas Bina Marga dan SDA secara berkala melakukan rehabilitasi dan pengerukan atau normalisasi saluran sungai. Kerjasama dengan TNI melalui kegiatan karya bakti TNI juga dilakukan untuk memperlancar aliran sungai Cimanceuri secara bertahap, seperti yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.
Langkah-langkah tersebut merupakan bagian dari upaya jangka pendek untuk mengurangi dampak banjir. Normalisasi sungai bertujuan untuk meningkatkan kapasitas aliran sungai sehingga mengurangi risiko genangan air saat musim hujan. Keterlibatan TNI dalam karya bakti mempercepat proses pengerukan dan pembersihan sungai.
Selain penanganan banjir, Pemkab Tangerang juga telah menyiapkan anggaran untuk penanggulangan bencana alam lainnya, seperti longsor dan angin puting beliung. Anggaran Belanja Tanggap Darurat (BTT) disiapkan untuk memberikan respon cepat dan efektif terhadap bencana yang terjadi. Rekomendasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menjadi acuan dalam penggunaan anggaran BTT ini.
Pentingnya Kolaborasi dalam Penanganan Bencana
Penanganan bencana banjir di Kabupaten Tangerang membutuhkan kolaborasi yang erat antara pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan masyarakat. Pemkab Tangerang telah menunjukkan komitmennya dengan mengusulkan pembangunan turap permanen dan melakukan upaya-upaya normalisasi sungai. Namun, dukungan dari BBWS C2 sangat krusial untuk mewujudkan solusi jangka panjang dalam mengatasi masalah banjir di wilayah tersebut.
Keberhasilan dalam mengatasi bencana banjir tidak hanya bergantung pada infrastruktur, tetapi juga pada kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan di sungai. Partisipasi aktif masyarakat sangat penting dalam menjaga kelestarian sungai dan mencegah terjadinya banjir.
Dengan adanya kolaborasi yang baik dan komitmen dari semua pihak, diharapkan masalah banjir di Kabupaten Tangerang dapat teratasi secara efektif dan berkelanjutan. Pembangunan turap permanen di Sungai Cimanceuri diharapkan menjadi solusi jangka panjang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat Kabupaten Tangerang.
Kesimpulan: Usulan pembangunan turap permanen di Sungai Cimanceuri oleh Pemkab Tangerang kepada BBWS C2 menandakan komitmen serius dalam mengatasi masalah banjir yang berulang. Upaya ini perlu didukung oleh kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat.