Pemkab Tangerang Normalisasi Sungai Cegah Banjir, Kerja Sama dengan TNI Dilakukan
Pemkab Tangerang gencar normalisasi sungai untuk mengurangi risiko banjir di wilayahnya, berkolaborasi dengan TNI dan instansi terkait.

Banjir yang melanda Jabodetabek, termasuk Kabupaten Tangerang, pada awal Maret 2024 lalu, telah mengakibatkan lebih dari 3.000 kepala keluarga (KK) di Kabupaten Tangerang terdampak. Sebagai respons atas bencana tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang mengambil langkah proaktif untuk mengurangi potensi banjir di masa mendatang melalui normalisasi sungai. Upaya ini melibatkan kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk TNI dan instansi pemerintah pusat.
Kepala Dinas Badan Pembangunan Masyarakat dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kabupaten Tangerang, Iwan Firmansyah Effendi, menyatakan bahwa Pemkab Tangerang telah dan terus melakukan normalisasi sungai secara rutin. Namun, Ia menjelaskan bahwa pengelolaan sungai melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah hingga kementerian terkait. Koordinasi yang intensif terus dilakukan untuk memastikan efektivitas program normalisasi.
Meskipun upaya normalisasi sungai terus dilakukan, keterbatasan kewenangan dan luasnya wilayah kerja Balai Besar Wilayah Sungai menjadi tantangan. Prioritas penanganan seringkali tertuju pada wilayah dengan dampak yang lebih besar, seperti DKI Jakarta. Oleh karena itu, Pemkab Tangerang mengoptimalkan kolaborasi dengan TNI melalui karya bakti untuk melakukan pengerukan sungai, meskipun kegiatan ini tidak menghasilkan aset baru.
Normalisasi Sungai Cisadane dan Cimanceuri
Sungai Cisadane dan Sungai Cimanceuri menjadi fokus utama normalisasi. Kedua sungai ini memiliki peran vital dalam sistem drainase Kabupaten Tangerang. Pengerukan dan normalisasi aliran sungai bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sungai dalam menampung debit air, sehingga mengurangi risiko meluapnya air sungai saat musim hujan.
Pemkab Tangerang menyadari pentingnya menjaga kelancaran aliran sungai untuk mencegah banjir. Normalisasi sungai merupakan salah satu upaya jangka panjang untuk mengurangi risiko bencana alam ini. Kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk TNI, menjadi kunci keberhasilan program ini.
Proses normalisasi sungai bukan hanya sekadar pengerukan, tetapi juga mencakup berbagai aspek seperti penataan bantaran sungai dan pengelolaan sampah. Hal ini bertujuan untuk menciptakan sistem drainase yang lebih terintegrasi dan efektif.
Kolaborasi dengan TNI dan Pemerintah Pusat
Kolaborasi dengan TNI melalui karya bakti telah terbukti efektif dalam membantu percepatan normalisasi sungai. Kehadiran TNI memberikan dukungan tenaga dan logistik yang signifikan dalam pengerukan sungai. Meskipun karya bakti ini difokuskan pada pengerukan, upaya ini tetap memberikan kontribusi penting dalam mengurangi potensi banjir.
Pemkab Tangerang juga terus menjalin koordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi untuk mendapatkan dukungan dan arahan teknis dalam program normalisasi sungai. Koordinasi ini memastikan bahwa program normalisasi dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan.
Dukungan dari pemerintah pusat sangat penting, terutama dalam hal pendanaan dan pengadaan alat berat yang dibutuhkan dalam proses normalisasi sungai berskala besar. Dengan dukungan yang memadai, diharapkan program normalisasi sungai dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
Selain normalisasi sungai, Pemkab Tangerang juga telah melakukan berbagai upaya lain untuk mengurangi risiko banjir, antara lain:
- Pembangunan infrastruktur drainase
- Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan
- Penanganan sampah secara terpadu
Meskipun bencana banjir telah terjadi, Pemkab Tangerang berkomitmen untuk terus berupaya mengurangi risiko banjir di masa mendatang melalui berbagai program dan kerjasama dengan berbagai pihak. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Tangerang.