DPUPR Kota Tangerang Percepat Pengerukan Lumpur Cegah Banjir
Dinas PUPR Kota Tangerang kerahkan ratusan petugas untuk normalisasi saluran air guna mencegah banjir setelah kejadian banjir yang disebabkan oleh saluran air tersumbat sampah dan lumpur.
![DPUPR Kota Tangerang Percepat Pengerukan Lumpur Cegah Banjir](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/01/100028.536-dpupr-kota-tangerang-percepat-pengerukan-lumpur-cegah-banjir-1.jpeg)
Banjir yang baru-baru ini melanda Kota Tangerang, Banten, mendorong Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) untuk bertindak cepat. Ratusan petugas dikerahkan untuk mengeruk endapan lumpur di saluran-saluran air guna mencegah genangan dan banjir susulan. Kegiatan ini dimulai setelah banjir surut pada 30 Januari 2024.
Kepala DPUPR Kota Tangerang, Taufik Syahzaeni, menjelaskan bahwa banyak saluran air tersumbat sampah dan lumpur akibat hujan deras. Oleh karena itu, normalisasi drainase difokuskan di wilayah-wilayah rawan banjir. Langkah ini merupakan strategi untuk memastikan kelancaran aliran air di saluran dan embung penampungan.
Beberapa lokasi yang menjadi prioritas pengerukan antara lain Kali Cantiga Karang Mulya, Saluran Lembah Hijau Deplu Cipadu, Irigasi Kenanga Cipondoh, saluran di sepanjang Jalan Kreo-Petukangan, dan saluran air di Jalan Ahmad Dahlan Cipondoh. Semua area ini dinilai kritis karena volume sampah yang menyumbat aliran air.
Taufik menegaskan komitmen DPUPR untuk terus meningkatkan normalisasi drainase. Tujuannya jelas: meminimalisir risiko genangan dan banjir di masa mendatang. Namun, ia juga menekankan pentingnya peran serta masyarakat. 'Komitmen kami saja tidak cukup,' ujarnya, 'Partisipasi aktif warga untuk tidak membuang sampah sembarangan sangat penting.'
Penjabat Wali Kota Tangerang, Dr. Nurdin, menambahkan bahwa kapasitas saluran drainase yang kurang memadai juga menjadi penyebab utama genangan air yang sulit surut. Perkembangan pembangunan infrastruktur, seperti jalan tol dan gedung-gedung, turut berkontribusi pada permasalahan ini. Koordinasi dengan pihak terkait dibutuhkan untuk mencari solusi jangka panjang.
Selain kapasitas drainase yang terbatas, volume sampah yang signifikan juga menjadi faktor penyebab tersumbatnya aliran air. Oleh karena itu, Pemkot Tangerang mengimbau masyarakat untuk aktif menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan, terutama di saluran air. Masyarakat juga dianjurkan untuk membuat sumur resapan di rumah masing-masing untuk membantu penyerapan air hujan.
Kesimpulannya, upaya pencegahan banjir di Kota Tangerang membutuhkan pendekatan komprehensif. Pengerukan lumpur dan normalisasi drainase oleh DPUPR merupakan langkah penting, tetapi kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan juga tak kalah krusial untuk menciptakan lingkungan yang bebas banjir.